Ketua Senat dan Mantan PM Kamboja, Hun Sen, Kunjungi Indonesia, Ada Apa?
BANDUNG INSPIRA – Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, Ketua Senat sekaligus mantan Perdana Menteri Kamboja, melakukan kunjungan ke Indonesia pada 5 hingga 7 Mei 2025. Kunjungan ini dilakukan atas undangan Sekretariat ASEAN dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Hun Sen hadir sebagai pembicara dalam forum diskusi mengenai penyelesaian konflik di kawasan ASEAN.
Sebagai tokoh sentral di Kamboja, Hun Sen memiliki pengalaman lebih dari 34 tahun sebagai Perdana Menteri. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Senat Kamboja dan memimpin Partai Rakyat Kamboja (CPP), yang mendominasi parlemen dengan 55 dari 62 kursi senat. Dalam kapasitasnya itu, ia juga berperan sebagai Kepala Negara sementara ketika Raja berada di luar negeri.
Di bawah kepemimpinannya, Senat Kamboja semakin aktif menjalankan diplomasi parlemen yang memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan internasional dan memengaruhi arah kebijakan luar negeri negara tersebut.
Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan keyakinannya bahwa pemikiran Hun Sen akan memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas kawasan.
“Saya yakin pandangan Yang Mulia akan memperkaya kerja sama kita dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di kawasan ini,” ujar Presiden Prabowo.
Dalam sektor pertahanan, Indonesia menunjukkan komitmennya melalui pelatihan dan pertukaran personel militer, serta bantuan hibah senjata dan amunisi senilai 500 ribu dolar AS pada tahun 2024. Potensi kerja sama di industri pertahanan juga terus dibahas.
Sementara itu, kerja sama ekonomi antara kedua negara terus meningkat, dengan pertumbuhan nilai perdagangan bilateral selama lima tahun terakhir. Kedua negara sepakat mendorong akses pasar untuk produk farmasi, makanan dan minuman, serta otomotif. Di sektor ketahanan pangan, Indonesia dan Kamboja berkomitmen memperkuat rantai pasok melalui investasi infrastruktur pertanian, termasuk penggilingan padi dan fasilitas pergudangan.
Untuk menghadapi tantangan kejahatan lintas negara, terutama kejahatan siber dan penyalahgunaan narkotika, kedua negara sepakat mempererat kerja sama antarlembaga penegak hukum, baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan terus menjunjung tinggi penyelesaian konflik secara damai.
“Sebagai pendukung perdamaian di Kamboja pada tahun 1980-an dan 1990-an, komitmen Indonesia masih tetap teguh. Kami terus akan mengutamakan dialog, rekonsiliasi, dan resolusi konflik secara damai di setiap peristiwa,” tegasnya. (Rifqi Sibyan Kamil)**


