Ketika Foto Bercerita lewat ‘Sangharsa’ 3 Sudut Pandang Perjuangan Hidup dalam Pameran Bidik Stikom
BANDUNG INSPIRA – Sebuah pameran foto bertajuk ‘Sangharsa’ digelar Bidik Photography UKM Stikom Bandung Angkatan 26. Pameran yang berlangsung di Tea House Dago tersebut dibuka Kamis (4/9/2025) sampai Sabtu (6/9/2025) pukul 10.00–21.00 WIB.
Ketua Pelaksana Pameran, Zahra mengungkapkan, tema Sangharsa diambil dari struggle dan conflict yang berarti bertahan hidup. Dimana, menurutnya bertahan bukan tentang sekadar melewati luka dan kesulitan, melainkan keberanian untuk terus melangkah meskipun jalan terasa berat dan gelap.
“Kami memilih tema Sangharsa yakni ketiga kisah yang bertemakan pertahanan hidup. Dan Sangharsa ini berarti stugle dan conflict,” jelasnya.
Lebih jauh Zahra menjelaskan, Sangharsa merupakan karya dari tiga mahasiswi yang merupakan anggota Bidik Photography Stikom Bandung yaitu, Yuli, Zahra, dan Nazwa.
Diceritakannya, proses yang dilewati untuk akhirnya dapat memamerkan karyanya kurang lebih 3 bulan. Akhirnya, mereka menemukan kisah yang mampu membuat karya fotografi bercerita tanpa harus diceritakan.
“Proses ini penuh tantangan, mulai dari pencarian subjek, pemahaman cerita, hingga pengemasan visual yang tepat,” ujar Zahra.
Ketiga fotografer Bidik tersebut sukses menjadikan pameran istimewa karena ada tiga sudut pandang berbeda, namun tetap terhubung dengan benang merah ‘konflik untuk bertahan hidup’.
“Mulai dari bertahan hidup dengan kesehatan mental, bertahan hidup dalam melawan penyakit kanker, dan masyarakat yang bertahan hidup dipesisir pantai,” terang Zahra.
Sudut pandang pertama hadir dari ‘Monolog Sunyi Sri’ karya Zahra bercerita tentang Sri yang merupakan korban kekerasa sikap ayahnya.
Foto tersebut menunjukkan bagaimana Sri yang bertahan hidup dari isu kesehatan mental yang ia alami. Sri membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih dari segala hal buruk yang ia alami.
Sudut pandang kedua karya Nazwa berjudul ‘Guratan Asa di Muara Nestapa’ menceritakan Huri’a, warga yang tinggal dipesisir wilayah utara Pulau jawa bertahan hidup.
Tempat tinggal yang dibatasi oleh tembok yang menahan kuatnya abrasi membuat masyarakat selalu was-was. Ia bertahan hidup sambil menanti bantuan relokasi tempat tinggal.
Sudut pandang terakhir karya Yuli dengan judul ‘Ketika Duka Melahirkan Cinta’ menceritakan bagaimana anak-anak bertahan hidup di salah satu rumah kanker yaitu Rumah Pejuang Kanker Ambu. Cerita satu demi satu hingga lebih dari 700 pejuang kanker hadir di Rumah Kanker Ambu.
Ketiga kisah ini membuat pameran memiliki nilai yang berbeda dari pameran lainnya. Dim ana foto – foto yang diambil memberikan kesan dan rasa yang nyata saat melihatnya. (Adelya)**
Keterangan Foto:Â
Pameran foto bertajuk ‘Sangharsa’ digelar Bidik Photography UKM Stikom Bandung Angkatan 26 di Tea House Dago. (Foto: Adelya)


