BANDUNG INSPIRA – Mengasuh anak merupakan seni yang kompleks dan membutuhkan keseimbangan antara ketegasan dan kelembutan. Ketegasan diperlukan untuk memberikan batasan yang jelas dan membimbing anak dalam memahami norma-norma sosial serta nilai-nilai yang penting. Sebuah aturan yang konsisten dan penegakan disiplin yang adil membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Namun, ketegasan harus diimbangi dengan kelembutan. Kelembutan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk kasih sayang yang membangun kepercayaan dan koneksi emosional.
Mengutip laman Cleveland Clinic, kelembutan dalam mengasuh anak bertujuan supaya anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri, mandiri dan bahagia melalui empati, hingga memiliki rasa hormat serta pengertian dengan menetapkan batasan yang sehat. Mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan saat diperlukan, dan memahami perasaan anak merupakan bagian integral dari kelembutan. Kombinasi antara ketegasan dan kelembutan menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan membimbing anak menuju perkembangan yang sehat secara fisik dan emosional. Itulah sebabnya, orang tua yang mampu menemukan harmoni antara dua elemen ini memiliki kemampuan untuk membentuk pribadi anak dengan cara yang positif dan berkelanjutan.
Beberapa orang tua beranggapan bahwa pola asuh dengan cara pendekatan yang lembut dan penuh kasih sayang dapat membentuk karakter anak menjadi pribadi yang manja dan tidak teguh pendirian, sehingga mereka memilih mendidik anak dengan cara yang tegas. Namun, tak jarang ketegasan ini melewati batas wajar sehingga lebih bisa dikatakan keras daripada tegas. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kesalahan pola asuh anak.
Penerapan pola asuh yang tidak tepat oleh orang tua akan membentuk kepribadian anak yang kurang baik, dan sebaliknya, jika pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sesuai, maka pembentukan kepribadian anak akan berlangsung dengan baik pula. Kualitas kepribadian seorang anak secara langsung tergantung pada metode pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua.
Pola asuh orang tua dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk latar belakang pendidikan, nilai budaya, status ekonomi, dan lingkungan sosial, serta pengalaman pribadi yang dialami oleh orang tua tersebut. Semua faktor tersebut memiliki peran yang signifikan dalam membentuk cara orang tua mendidik dan membimbing anak mereka. Oleh karena itu, pemahaman akan dampak dan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap pola asuh sangat penting, karena hal ini akan mempengaruhi bentuk interaksi orang tua dengan anak, serta membentuk dasar bagi perkembangan kepribadian anak ke depannya.
Selain itu, kemampuan mengontrol emosi dengan baik bagi para orang tua sangat penting. Karena peningkatan terjadinya kekerasan pada anak banyak disebabkan oleh emosi orang tua yang tidak terkendali. Emosi orang tua yang tidak terkendali dan disalurkan kepada anak dapat menyebabkan risiko gangguan kejiwaan atau psikologis pada anak seperti kecemasan stres, frustasi, perilaku yang agresif dan anarkis, dan masih banyak lagi gangguan emosi lainnya.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengembangkan keseimbangan yang tepat antara sikap tegas dan kelembutan ketika mengasuh anak. Penerapan pola asuh yang efektif memerlukan kebijaksanaan dalam menentukan batasan yang jelas dan memberikan arahan, sekaligus menunjukkan empati dan kelembutan dalam pendekatan kasih sayang. Sikap tegas dapat memberikan struktur dan batasan yang diperlukan dalam membimbing anak mengenai norma sosial dan nilai-nilai kehidupan, sementara kelembutan menciptakan ruang bagi anak untuk merasa diterima, didengar, dan diberdayakan.
Dengan menyeimbangkan sikap tegas dan kelembutan, pola asuh dapat menjadi lebih efektif dalam membentuk kepribadian anak tanpa menimbulkan dampak negatif. Kelembutan dalam menyampaikan aturan dan disiplin menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional anak, sedangkan ketegasan membantu mereka memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan mereka.
Pentingnya keseimbangan ini juga berkaitan dengan upaya mencegah resiko kesalahan-kesalahan dalam mengasuh anak, yang dapat berdampak pada gangguan emosional baik pada anak maupun orang tua. Dengan menciptakan lingkungan yang seimbang antara batasan yang jelas dan penerimaan kasih sayang, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kemandirian, tanggung jawab, dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. (Tina)**