Kerja dari Kafe: Gaya Hidup Baru Anak Muda
BANDUNG INSPIRA – Di tengah hiruk pikuk kota, kafe bukan lagi sekadar tempat ngopi. Bagi banyak anak muda, kafe sudah jadi “ruang kerja kedua” tempat ide lahir, deadline dikejar, dan kreativitas tumbuh bareng aroma espresso. Tren kerja dari kafe ini makin nempel di gaya hidup Gen Z, terutama mereka yang berkecimpung di dunia kreatif.
Enggak cuma soal suasana estetik buat konten, tapi juga tentang vibes. Musik pelan, meja kayu, dan wangi kopi bisa bikin otak lebih cair untuk mikir konsep. Banyak juga yang bilang, kerja di luar kantor itu bikin lebih produktif karena enggak ke-distract rutinitas. Dari desainer grafis sampai social media specialist, semuanya cari spot favorit buat “ngegas” ide di tengah latte.
Fenomena ini juga bikin banyak kafe ngubah konsep mereka. Bukan cuma jual minuman, tapi juga jual mood. Ada yang kasih colokan di setiap meja, WiFi kenceng, bahkan beberapa sudah buka coworking corner kecil. Kafe dan ruang publik sekarang jadi ekosistem baru buat anak muda yang hidup di era fleksibilitas kerja.
Tapi di balik itu, muncul juga tantangan baru. Kadang suasana terlalu ramai, atau harga kopi yang makin naik jadi “biaya lembur” tersendiri. Namun buat kebanyakan anak muda, nilai dari pengalaman dan koneksi sosial lebih besar dari sekadar segelas cappuccino.
Tren ini juga menunjukkan perubahan cara pandang soal produktivitas. Anak muda kota enggak lagi terikat sama jam kantor, tapi lebih ke hasil kerja dan keseimbangan hidup. Bekerja dari kafe adalah simbol kebebasan cara baru menikmati kerja sambil tetap enggak kehilangan rasa hidup.
Jadi kalau kamu lihat meja penuh laptop di pojokan kafe sore-sore, itu bukan cuma orang “nongkrong sok sibuk”. Bisa jadi mereka lagi bikin sesuatu besar dari balik secangkir kopi. (Syahra)**
Foto: Pinterest


