HEALTH, INSPIRA – Trauma emosional dan psikologis merupakan gangguan yang muncul setelah peristiwa menegangkan. Ini termasuk serangan fisik, pelecehan emosional atau verbal, teror atau bencana alam.
Trauma adalah respons emosional tubuh terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan atau bencana alam. Trauma terjadi sebagai respons terhadap peristiwa yang membahayakan fisik atau emosional. Setelah kejadian trauma bisa muncul dalam jangka Panjang tergantung pada jenis trauma yang dialami.
Adapun jenisnya, di antaranya:
- Trauma akut. Trauma yang terjadi setelah peristiwa yang membahayakan keselamatan.
- Trauma kronis. Trauma yang terjadi setelah paparan peristiwa berulang dan berkepanjangan. Contohnya seperti pelecehan anak, intimidasi atau KDRT.
- Trauma kompleks. Trauma ini terjadi setelah paparan peristiwa traumatis.
-
Faktor Risiko Trauma
Adapun faktor pemicu trauma, antara lain:
- Memiliki keluarga dengan gangguan mental seperti kecemasan atau depresi.
- Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan.
- Mengalami trauma yang intens atau bertahan lama.
- Pernah mengalami trauma di masa lalu, seperti pelecehan saat kanak-kanak.
- Memiliki masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.
- Memiliki pekerjaan yang meningkatkan risiko traumatis, seperti anggota militer dan responden pertama.
- Memiliki masalah dengan penyalahgunaan zat, seperti konsumsi alkohol berlebihan atau menggunakan narkoba.
-
Gejala Trauma
Gejala trauma berkisar dari ringan sampai berat. Ini ditandai dengan:
- Takut berlebihan.
- Kecemasan berlebihan.
- Cepat marah.
- Sulit berkonsentrasi.
- Sulit mengatasi perasaan sendiri.
- Menarik diri dari kehidupan sosial.
Sementara gejala fisik ditandai dengan:
- Sakit kepala.
- Gangguan pencernaan.
- Lelah berlebihan.
- Jantung berdebar.
- Merasa gelisah.
- Selalu waspada.
- Kesulitan tidur.
-
Diagnosis Trauma
Saat diagonis trauma, dokter akan melakukan sesi tanya jawab terkait peristiwa yang menjadi pemicu trauma dan gejala yang dialami. Dokter akan melanjutkan proses pengobatan, jika ini sudah memenuhi kriteria diagnostik yang berhubungan dengan trauma.
Baca Juga: https://inspira.tv/tim-relawan-rumah-zakat-salurkan-bantuan-2500-makanan/
-
Pengobatan Trauma
Prosedur pengobatan akan tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pengidap. Adapun prosedur pengobatan yang umum dilakukan, antara lain:
- Psikoterapi. Terapi perilaku kognitif (CBT) dilakukan guna mengevaluasi pikiran dan perasaan yang terkait dengan trauma. Terapi efektif dalam membantu mengatasi pikiran negatif dengan yang lebih realistis.
- Obat-obatan. Adapun jenis obat yang dikonsumsi guna menurunkan intensitas keparahan gejala, di antaranya:
- Ini termasuk serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti Paxil (paroxetine) dan Zoloft (sertraline).
- Obat anti-kecemasan. Ini termasuk benzodiazepin seperti Valium (diazepam) dan Ativan (lorazepam).
-
Komplikasi Trauma
Adapun komplikasi yang dialami pengidap trauma, yaitu:
- Depresi dan kecemasan.
- Kecanduan alkohol dan narkoba.
- Mengalami gangguan makan.
- Pikiran atau tindakan bunuh diri.
-
Pencegahan Trauma
Langkah pencegahan efektif adalah meminta dukungan dan bantuan tepat waktu. Hal itu bertujuan mencegah reaksi stress normal berubah dan berkembang menjadi semakin parah.
-Pr
sumber: Halodoc.com
foto: Riliv