BANDUNG BARAT INSPIRA – Para pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kerap temukan mayat bayi terbenam di gunungan sampah.
Bayi malang tak berdosa ini, acapkali ditemukan dalam kondisi memprihatinkan bercampur dengan tumpukan dan baunya sampah rumah tangga dari Bandung Raya.
Meski mereka memilih profesi yang dianggap rendah sebagian masyarakat, kemuliaan empati mereka rupanya tak serendah itu.
Selasa (8/8/2023) sekira jam 16.23 WIB, para pemulung tengah memilah sampah bernilai yang baru turun dari truk pengangkut. Berkutat dengan bau dan kotor sudah makanan sehari-hari baginya, gempuran lalat, belatung dan air lindi menjadi sahabat saat mengais rupiah.
Sore itu, mereka temukan bonus selain semua itu. Menenteng karung bersenjata ‘gacok’ salah satu pemulung rupanya melihat sesosok tubuh mungil tak berdaya.
Jasad bayi perempuan berusia sekira satu hari lengkap dengan tali ari, nampak teronggok dalam kantung plastik bercampur berbagai jenis sampah.
Sontak puluhan pemulung berkumpul mendekati plastik yang telah terkoyak itu, salah satu pemulung sigap mengangkat bayi mungil yang telah terbujur kaku.
Membungkusnya dengan kain samping dan mendekapnya untuk dibawa ke gubuk kecil ditengah gunung sampah.
“Waktu dikoyak plastiknya sedikit terlihat kakinya, badannya penuh dengan sampah. Setelah terlihat utuh jasad bayi segera kita angkat,”ucap Rahmat (62), salah seorang pemulung yang menyaksikan penemuan mayat bayi itu.
Temuan mayat bayi yang dibuang ke tempat sampah bukan kali ini saja ditemukan pemulung, sebelumnya pernah juga pemulung berhasil mengevakuasi mayat bayi yang terbenam dalam tumpukan sampah.
Jika begitu, pemulung segera melaporkan temuan kepada pengelola TPAS Sarimukti ataupun Polisi. Namun biasanya tidak mudah menelusur siapa orang tua dari bayi itu.
TPAS Sarimukti menjadi tujuan utama pembuangan sampah rumah tangga warga di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.
Mendeteksi asal usul darimana mayat bayi ini berasal bukan perkara mudah, apalagi hilir mudik truk pengangkut sampah juga tergolong tinggi.
“Kalau ini misalkan di ungkap, nggak tahu dari truk mana, kalau truk bongkar juga sudah bercampur sampah,” ujar dia.
Dengan kondisi seperti itu, empati para pemulung sudah tak bisa diragukan lagi. Mereka bersama-sama berupaya mengurus jenazah dengan layak.
Jika pengelola tidak mau membiayai seperangkat kebutuhan jenazah, mereka urunan membeli kain kafan, memandikan, mensolatkan hingga mayat bayi dikuburkan sesuai syariat.
“Siapa yang harus bertanggung jawab jika begini kondisinya, kami memulasara hingga dikuburkan dengan layak,”katanya.
Para pemungut sampah di TPA Sarimukti tidak habis pikir dengan orang tua yang tega membuang bayinya ke tempat sampah hingga meninggal dan terbawa ke TPAS Sarimukti.
“Bayi itu jangan lah sampai dibuang, kan tidak berdosa. Kalau tidak sanggup mengurus lebih baik dikasihkan ke orang yang mau mengurus jangan sampai dibuang seperti ini, kasihan lah,” tukasnya. *(juna)