NASIONALHEALTH

Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Bertambah, Kemenkes Minta Seluruh Apotek Setop Jual Obat Sirup

Hingga saat ini tercatat 206 kasus akibat Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal pada anak di Indonesia yang mengakibatkan 99 anak meninggal dunia. 

Mohammad Syahril Juru Bicara Kemenkes mengatakan terjadi peningkatan kasus yang mayoritas menjangkit anak dibawah 5 tahun.

“Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%,” kata Syahril (19/10).

Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Atypical Progressive Acute Kidney Injury sendiri masih belum diketahui apa penyebab pastinya. 

Atas kewaspadaan kasus tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau agar seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia untuk tidak menjual terlebih dahulu obat dalam bentuk sirup. Dan untuk masyarakat yang sudah terlanjur membeli atau sedang dalam penggunaan memakai obat sirup, dianjurkan untuk berhenti mengkonsumsi sementara sampai adanya pengumuman resmi dari pemerintah kembali.

“Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah,” ujar Kemenkes RI (19/10).

Berkaca dari kasus Gambia, Afrika Barat

Obat sirup sendiri dilarang karena berkaca dari kasus di Gambia, Afrika Barat. Dalam kasus tersebut, puluhan anak meninggal dunia akibat mengkonsumsi obat parasetamol sirup yang mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Diketahui obat tersebut merupakan produksi dari Maiden Piharmaceuticals, India.

Namun, BPOM memastikan bahwa obat asal India itu tidak terdaftar di Indonesia.

“Hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical India, tidak ada yang terdaftar di BPOM,” ungkap perwakilan BPOM

Menggunakan cara alternatif dahulu

Kemarin, 18 Oktober 2022 dalam live instagramnya di akun @idai_ig, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso meminta kepada para orang tua untuk lebih berhati-hati dalam memberikan obat kepada anak. Apabila anak terjangkit flu dan batuk musiman, Piprim menganjurkan untuk tidak perlu diberi obat.

Piprim juga menghimbau agar para orang tua terus memantau jumlah dan warna urine pada anak. Apabila jumlah urine kurang dari 0,5ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam, dan apabila dalam 6-8 jam tidak mengeluarkan urine, maka anak tersebut harus segera dirujuk ke rumah sakit.

Ilustrasi anak di kompres

Dilansir dari halaman artikel kompas.com, Wakil Dekan Farmasi Universitas Indonesia (UI) yang merupakan ahli herbal Prof Abdul Munim mengatakan, pengobatan pertama pada anak demam adalah dikompres. Dan adapun obat penurun panas yang aman dan bebas diberikan tanpa resep dokter selain paracetamol, yakni ibuprofen dan aspirin.

Madu

Selain itu, ada juga obat alami yang bisa dikonsumsi, yakni madu. Karena madu sendiri memiliki banyak kandungan gizi yang tinggi, seperti serat, karbohidrat, protein, fosfor, natrium, kalium, kalsium, besi, tembaga, seng, vitamin C, niacin, dan riboflavin yang pastinya aman untuk dikonsumsi.

(Penulis,

Syfa Putri Amalia)

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.