BANDUNG INSPIRA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cianjur meningkat secara signifikan. Menurut laporan beberapa rumah sakit di Kabupaten Cianjur, pada awal 2024 terdapat ratusan warga yang terjangkit DBD.
dr. Yusman Faiz, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur Mengatakan bahwa kasus DBD mengalami peningkatan yang signifikan pada Januari 2024.
“Dalam sebulan terdapat 219 kasus yang diperoleh oleh Dinkes Cianjur, dari jumlah tersebut dua anak dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun meninggal,” ungkap Yusman, dikutip dari Pikiran Rakyat pada Senin (5/2/2024).
Yusman juga mengatakan, meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Cianjur didebabkan oleh musim hujan yang menyebabkan banyak genangan air. Sebagian besar pasien yang terjangkit DBD merupakan pasien dalam usia produktif.
“Jadi kan sekarang musim hujan, banyak genangan-genangan air. Maka dari itu pencegahan terus dilakukan dengan fogging.
Beberapa daerah di Kabupaten Cianjur yang terjangkit DBD merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi seperti Kecamatan Cianjur, Cilaku, dan Karangtengah.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh beberapa rumah sakit di Kabupaten Cianjur, rumah sakit yang memiliki pasien DBD paling banyak adalah RSUD Cianjur dengan jumlah pasien DBD kurang lebih 30 orang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mengimbau agar masyarakat waspada, serta melakukan pemberantasan nyamuk dengan cara menguras genangan air dan menutup saluran air agar menghambat pertumbuhan jentik nyamuk.
“Apabila warga memang membutuhkan fogging, secara bertahap akan kita penuhi tapi kita akan buat skala prioritas dulu di lokasi dengan kasus DBD terbanyak,” tuturr Yusman.
Sementara itu, Dinas Kesehatan mengalami kendala dalam fasilitas fogging karena keterbatasan dalam biaya, alat dan SDM sehingga fogging belum dapat dilakukan.
“Saat ini fogging dilakukan hanya sesuai dengan permintaan dari warga. Sebelum dilakukan fogging pun kita harus menerjunkan tim surveilens dulu untuk memastikan adanya korban juga pencarian jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Jika sudah dipastikan ada, baru bisa dilakukan fogging,” ujar Yusman. (Tina)**