BANDUNG INSPIRA — Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat kasus penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) sejak awal Januari hingga pekan kedua Maret 2024 mencapai 1.741. Penyebab terjadinya kasus penyakit DBD dikarenakan musim kemarau panjang.
“Selama tahun 2023 ada kasus DBD 1.865, sekarang di tahun 2024 sampai pekan ke dua Maret mencapai 1.741,” ucap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani, Senin (18/3/2024).
Dia mengatakan, terjadi peningkatan signifikan kasus DBD di tahun 2024. Penyebab utama lonjakan kenaikan kasus DBD disebabkan oleh El Nino yang membuat musim kemarau panjang.
“Penyebabnya kemarin El Nino musim kemarau panjang,” kata dia.
Selama musim kemarau, kata dia, nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan bisa bertahan selama satu tahun. Memasuki musim penghujan, air naik dan telur-telur nyamuk menetas menjadi nyamuk Aedes Aegypti.
Ira menyebut yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sebab hal itu yang dapat mengurangi dampak penyebaran nyamuk.
Ira menambahkan pihaknya saat ini tengah melaksanakan program menanam bakteri wolbachia ke telur-telur nyamuk Aedes Aegypti. Program tersebut berlangsung selama enam bulan.
“Kita simpannya dua pekan sekali jadi 12 kali kan, sekarang kita baru menyimpan ember yang ke sembilan,” kata dia.
Pihaknya terus melakukan evaluasi apakah sudah muncul nyamuk wolbachia. Dari hasil evaluasi, kegiatan pertama penanaman bakteri tersebut menghasilkan 14 persen nyamuk dari 20 persen target, sedangkan kedua baru 19 persen dari target 35 persen.
“Baru bisa berdampak itu, kalau proporsi nyamuknya lebih 60 persen di alam,” kata dia.
(AP)