BANDUNG INSPIRA – Musim penghujan mengakibatkan peningkatan kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan untuk meminimalisir hal tersebut terjadi, salah satunya dengan menggunakan nyamuk Aedes Aegypti yang disuntik dengan bakteri Wolbachia. Bagaimana sih cara kerja dari upaya tersebut?
Wolbachia sendiri merupakan bakteri alami yang dimiliki banyak serangga. bakteri tersebut disuntikan kepada nyamuk Aedes, sehingga disebutlah nyamuk Wolbachia..
Nyamuk Wolbachia ini merupakan inovasi yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk meminimalisir penyebaran nyamuk Aedes. Upaya ini telah dilakukann di sejumlah kota, seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Bontang, hingga kupang.
“Saat ini sedang dilakukan pilot implementasi Wolbachia di lima kota, sebelum diperluas dalam skala nasional, yaitu di Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Bontang, dan Kota Kupang,” ungkap Direktur Pencegahan dan Pengenadalian Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina.
Teknis penyuntikan bakteri wolbachia ini sendiri dilakukan ketika nyamuk masih dalam bentuk telur, lalu setelah menetas nyamuk-nyamuk tersebut akan menyebar dan mengurangi penyebaran virus dengue.
Jika nyamuk Wolbachia menggigit manusia, tidak akan mengakibatkan hal buruk terjadi, melainkan hanya akan menyebabkan bentol, kemerahan, dan gatal pada kulit.
Upaya penyebaran nyamuk ini bukan hanya dilakukan di Indonesia saja, tetapi pernah dilakukan di negara-negara lain seperti Brazil, Australia, Vietnam, dan lain-lain.
Selain menggunakan cara seperti ini, pemerintah juga telah melalukan upaya lain, seperti penyuntikan vaksin, penguatan manajemen akses, mutu tatalaksan, surveilans Dengue, perlibatan masyarakat yang berkesinambungan, komitmen pemerintah, managemen program, dan kemitraan.
Hal itu dilakukan karena kasus DBD Indonesia sampai minggu ke-45 adalah sebanyak 217.0119 kasus ditahun ini. (Halfa Gia)**