Intelejen juga menduga Rusia tidak akan dapat melengkapi rudal jelajah, yang diluncurkan dari udara dan dapat membawa hulu ledak nuklir, karena mengandalkan komponen impor dan menggunakan mesin buatan Kharkov.
Telegraph dengan mengutip sumber terpercaya, menyebutkan jika tingkat persediaan senjata di militer Rusia saat ini “sangat buruk” setelah Putin gagal menguasai Ukraina secepat yang diperkirakan banyak analis.
Sementara itu di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, terus menuntut agar negara-negara Barat memberikan “bantuan mematikan” kepada pasukannya, termasuk rudal dan senjata lainnya, untuk digunakan melawan pasukan Rusia.
Pada hari Kamis lalu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengadakan “konferensi donor” dari 35 negara, untuk membujuk mereka agar memberikan lebih banyak senjata kepada pasukan Zelensky.
Inggris sejauh ini telah menyediakan 4,000 Next Generation Anti-Tank Weapons (NLAWs) dan sistem anti-tank Javelin, dan telah berkomitmen untuk mengirimkan sistem pertahanan udara supersonik Starstreak dan 6.000 rudal anti-tank dan high-explosive baru.
Inggris juga memasok Ukraina dengan pelindung tubuh, helm, sepatu bot, tas ransum, dan peralatan komunikasi. Tak hanya Inggris, negara Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan akan meningkatkan bantuan militer ke Ukraina.
AS akan mengirimkan paket hadiah militer hingga 300 juta dolar AS, termasuk kendaraan lapis baja, amunisi, serta kacamata night vision paling canggih dari militer AS, anti-drone, sistem, dan beberapa alat lainnya, untuk meningkatkan kekuatan pertahanan udara Ukraina, sambil mengoptimalkan kemampuan tempur pasukan darat.
Namun menyebut Rusia kalah perang dari Ukraina masih terlalu dini. Bagaimana tanggapanmu? (RED)