Indonesia Jadi Negara Pertama Jalankan Program Eliminasi Kanker Perempuan di Kawasan Indo-Pasifik
BANDUNG INSPIRA – Indonesia kini diakui sebagai pemimpin regional dalam upaya eliminasi kanker perempuan di kawasan Indo-Pasifik. Dukungan senilai 50 juta dolar AS diluncurkan untuk memperkuat sistem kesehatan nasional dan mendukung penghapusan kanker perempuan di Indonesia.
Program bantuan ini diluncurkan melalui Technical Assistance Facility (TAF), hasil kolaborasi antara Women’s Health and Economic Empowerment Network (WHEN) dan Elimination Partnership in the Indo-Pacific for Cervical Cancer (EPICC). Peluncurannya dilakukan di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.
Mengutip keterangan resmi Kementerian Kesehatan RI (rilis 3 November 2025), inisiatif tersebut juga dilaporkan oleh The Lancet Oncology sebagai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat sistem kesehatan dan pembiayaan inovatif untuk eliminasi kanker perempuan. Program ini dikembangkan bersama Pemerintah Indonesia agar bisa menjadi model yang dapat direplikasi oleh negara lain di kawasan Indo-Pasifik.
TAF akan difokuskan pada peningkatan deteksi dini, akses layanan pengobatan, penguatan kapasitas tenaga medis, serta pengembangan teknologi digital dan produksi lokal di sektor kesehatan. Dalam dua tahun pertama, WHEN menargetkan terciptanya model layanan kanker perempuan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut langkah ini sebagai tonggak penting diplomasi kesehatan global Indonesia. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan hanya soal bantuan dana, tetapi juga pengakuan terhadap kepemimpinan Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif dan berstandar global.
Sebagai bentuk komitmen, Menkes menekankan pentingnya peran Indonesia dalam menunjukkan kepemimpinan yang berbasis bukti dan berdampak nyata bagi kawasan.
“Upaya ini menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga pemimpin regional yang menetapkan standar implementasi program eliminasi kanker perempuan yang sesuai dengan standar global dan berbasis bukti,” ujar Menkes Budi, dikutip dari rilis resmi Kementerian Kesehatan RI, Senin (4/11).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa program ini bukan sekadar kerja sama global, tetapi juga investasi jangka panjang untuk perempuan di Indonesia dan negara-negara tetangga.
“Eliminasi kanker perempuan adalah investasi untuk masa depan perempuan Indonesia dan kawasan Indo-Pasifik. Kita bukan hanya menjalankan program global, tetapi membuktikan bahwa negara berkembang juga dapat menjadi pelopor,” tambahnya.
Pemerintah melalui Kemenkes telah lebih dulu memprioritaskan skrining kanker serviks dan payudara, digitalisasi rekam medis, serta penguatan rantai pasok vaksinasi HPV dan layanan onkologi di daerah. Upaya tersebut sejalan dengan standar dan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dengan pendekatan kepemimpinan berbasis bukti dan komitmen pembiayaan berkelanjutan, Indonesia kini diakui dunia sebagai negara pelopor dalam upaya eliminasi kanker perempuan di Indo-Pasifik. (Syahra)**
Sumber foto: Kemenkes RI


