BANDUNG INSPIRA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa Indonesia mengalami surplus pasokan ayam, telur, dan ikan selama dua dekade terakhir. Hal ini merupakan temuan yang cukup mengejutkan dan bisa membuka peluang bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memakai bahan baku tersebut.
“Saya mau tambahkan lagi, kita ternyata selama 20 tahun itu surplus telur ayam, dan selama 20 tahun kita juga surplus ikan, ayam, dan daging ayam. Jadi dengan adanya program ini, itu semua terserap dan akan menggerakkan ekonomi dalam bidang telur dan ayam ini. Ini baru kita tahu setelah kita jalan nih, jujur,”Ujarnya dikutp dari CNBC Indonesia.
Luhut juga menegaskan bahwa surplus bahan pangan ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat ekosistem ekonomi dalam negeri. Adanya surplus pangan ini bisa membantu program MBG lebih optimal dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelaku usaha di sektor peternakan serta perikanan.
Luhut mengatakan bahwa DEN akan bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengawasi pasokan dan distribusi pangan indonesia dalam program ini. Langkah ini bertujuan untuk mencegah impor bahan baku yang tidak diperlukan.
“Jadi semua kita harus satu padu untuk melakukan pengawasan, Presiden tadi minta ini. Presiden sudah memberikan instruksi dengan sangat baik dan sangat jelas mengenai deregulasi, yang akan mengurangi korupsi, membuat lebih efisien, dan membangun ekosistem perekonomian kita lebih baik,” jelasnya.
Pemanfaatan menggunakan bahan baku lokal, program ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. Pemerintah akan terus mengawal pelaksanaan program ini berjalan optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Diharapkan tidak adanya lagi kekurangan gizi di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak dan masyarakat berpenghasilan rendah. DEN bersama berbagai lembaga terkait akan terus mengembangkan strategi agar surplus pangan ini dapat dikelola secara lebih efektif dan berkelanjutan. (Dista Amelia)**
