BANDUNG INSPIRA – Kementerian Kesehatan (MoH) Malaysia membeberkan hasil uji residu kimia berbahaya yang terdapat di anggur Shine Muscat pada Senin (28/10) malam waktu setempat.
Investigasi berawal dari Thailand dan Malaysia yang menggelar penyelidikan soal anggur Shine Muscat impor usai diduga mengandung bahan kimia berbahaya.
Pekan lalu, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (THAI-PAN) mengeklaim bahwa anggur Shine Muscat yang dipasarkan di negaranya dan di Malaysia mengandung zat kimia berbahaya.
Thai-PAN lalu bekerja sama dengan Majalah Chalard Sue (Smart Buy), Yayasan untuk Konsumen, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk melakukan pengetesan ke anggur tersebut.
Hasilnya, sebanyak 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diambil dari 15 toko di seluruh Bangkok terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar melebihi batas wajar.
“Satu sampel mengandung Chlorpyrifos, bahan kimia berbahaya (Tipe 4) yang dilarang. Sedangkan 22 sampel lain mengandung 14 jenis residu beracun yang melebihi batas wajar (ditetapkan tidak lebih dari 0,01 mg/kg),” demikian pernyataan Thai-PAN, seperti dikutip The Nation Thailand dalam CNNIndonesia.
Imbas klaim ini, Malaysia juga ikut menggelar penyelidikan untuk membuktikan keberadaan zat berbahaya di dalam anggur tersebut. Sebab, anggur Shine Muscat juga dipasarkan di sana.
Lebih lanjut Kemenkes Malaysia sudah lakukan Investigasi ini sebagai program Keamanan dan Mutu Pangan dari 2020 hingga September 2024.
Dalam program ini, sebanyak 5.561 sampel buah sudah diuji kandungan residu bahan kimianya.
“Dari 234 sampel anggur yang dianalisis selama kurun waktu tersebut, empat (1,71 persen) ditemukan tidak mematuhi MRL dan tidak satu pun di antaranya melibatkan anggur Shine Muscat,” kata Kemenkes Malaysia, seperti dikutip Malay Mail.
Dalam hal ini, Kemenkes Malaysia mengimbau kepada warganya agar selalu teliti ketika membeli buah dan sayuran. Mereka menekankan kepada warga agar selalu mengecek kualitas produk buah dan sayuran yang akan dibeli. (Lailatul Latifah)**