BERITA INSPIRAKESEHATAN

Hati-Hati! Nikmatnya Kol Goreng Ternyata Bahaya Untuk Kesehatan

BANDUNG INSPIRA – Makanan pendamping kol goreng merupakan makanan yang paling sering ditemui di tempat makan pecel lele sebagai makanan pendamping. Selain kol goreng ada juga jukut goreng, sayuran yang digoreng ini sudah menjadi makanan favorit banyak orang karena memang rasanya yang gurih dan menggugah selera.

Sayur kol yang biasa dijadikan lalapan bersama selada, mentimun dan sambal, di tempat makan pecel lele, kini beberapa tempat pecel mengganti atau menambah menu sayur kol menjadi kol goreng. Makanan pendamping ini paling umum dan sering ditemui di tempat makan ayam goreng yang ada di Bandung.

Sayuran kol mentah mungkin hanya beberapa orang saja yang suka, karena baunya yang aneh, dan teksturnya keras. Namun dengan digoreng, kol berubah menjadi lebih gurih dan lezat. Teksturnya juga yang jadi lembut sehingga tak susah dikunyah.

Namun tahukah kamu? Dibalik kenikmatannya, sayuran goreng ini banyak berdampak negatif untuk kesehatan. Simak di bawah yuk!

  1. Merusak kandungan nutrisinya

Kol sangat kaya akan nutrisi. Dalam 100 gram kol segar mengandung 2,1 gram protein, 0,5 gram lemak dan 3,6 gram karbohidrat. Sayuran ini juga kaya serat, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin K, serta mineral seperti kalsium, fosfor dan beberapa kandungan kesehatan lain.

Namun apabila proses menggoreng dengan suhu tinggi dapat merusak nutrisi, dilansir dari studi Journal o Agricultural and Food Chemistry dalam hellosehat. Mengukus, merebus dan menumis cmerupakan cara yang lebih sehat untuk menjaga nutrisi sayuran.

  1. Menambah jumlah kalori

Kol sangat rendah kalori, seperti jenis sayuran pada umumnya. Setengah bongol kol mentah 100 gram hanya mengandung 22 kalori, karena sekitar 92% dari seluruh bobot kol merupakan air.

Kalori kol goreng lebih tinggi karena adanya kalori ekstra dari minyak goreng. Saat digoreng, kol menyerap banyak minyak. Satu sendok makan minyak goreng memberikan hampir 45 kalori. Yang artinya harusnya kamu bisa mendapatkan kalori lebih rendah tapi apabila prosesnya digoreng, kamu mengonsumsi kalori lebih banyak dan tergolong tidak sehat.

  1. Meningkatkan risiko Kanker

Kol memiliki senyawa antikanker yang disebut sulphoraphane. Sulphoraphane bekerja dengan menghambat enzim histone deacetylase yang berperan dalam perkembangan berbagai jenis kanker, termasuk kanker kulit, pankreas, dan prostat.

Namun apabila proses gol digoreng justru memicu pembentukan acrylamide yang bersifat karsinogenik yang berperan dalam perkembangan kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal dan kerongkongan.

  1. Meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke

Kol goreng tidak bersahabat dengan jantung. Saat dipanaskan melampaui titik asapnya, struktur kimia minyak akan berubah. Pengolahan berlang dengan minyak yang sama dapat mengubah minyak menjadi lemak trans.

Lemak strans merupakan lemak jahat yang bisa meningkatkan kolestrol jahat dan memicu pembentukan plan pada pembuluh darah yag lambat laun plak ini dapat menghambat aliran darah sehingga mengakibatkan stroke, penyakit jantung, hingga serangan jantung.

Menggoreng kol memang meningkatkan cita rasanya, namun manfaat dan nilai nutrisinya justru berkurang, bahkan sejumlah risiko yang sudah dibahas di atas.

Sesekali boleh saja. Namun pastikan batasi jumlahnya dan jangan terlalu banyak mengonsumsinya dalam jangka waktu pendek guna mencegah risiko yang ada. (Lailatul Latifah)**

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.