KOTA BANDUNG INSPIRA – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa lebih dari 750 tahun lalu rakyat Indonesia yang begitu beragam baik suku, bahasa, hingga agama telah mengenal Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa dalam kehidupannya.
Sehingga pada dasarnya, rakyat Indonesia harus hidup rukun berdampingan secara damai, dengan mengedepankan toleransi yang merupakan falsafah Pancasila.
Pesan tersebut disampaikan Hasto Kristiyanto, saat menghadiri peringatan Natal yang digelar DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, di Hotel Horison Kota Bandung Jumat, (27/1) malam.
Hasto juga mengatakan, sebagai rumah kebangsaan Indonesia, PDI Perjuangan memeringati berbagai hari besar keagamaan.
Ia pun berharap, dengan peringatan Natal kali ini, semangat persatuan dan kesatuan lebih dikedepankan.
“Solidaritas bagi yang miskin terpinggirkan, yang diperlakukan tidak adil, dan semua bisa mendapatkan cahaya harapan melalui politik yang berpihak kepada kepentingan rakyat,”ucap Hasto.
Hasto juga menyinggung kelompok maupun oknum yang menggunakan isu SARA, untuk memecah belah bangsa, terutama jelang perhelatan pesta demokrasi.
“Mereka yang menggunakan isu SARA berarti tidak punya gagasan, tidak punya suatu ide bagi masa depan bangsa kita. Tidak memiliki kompetensi dan tidak memiliki prestasi,”tegasnya.
Sedangkan bagi mereka yang mempunyai prestasi menurut Hasto, adalah yang mengedepankan narasi untuk membangun peradaban, menyelesaikan persoalan bangsa dan narasi yang membangun pendidikan bangsa serta membangun kejayaan bangsa.
“Karena itulah PDI Perjuangan selalu kokoh di dalam jalan Pancasila itu. Karena kami percaya bahwa mereka yang menggunakan narasi memecah-belah justru berpikir sempit yang tidak diterima oleh mayoritas bangsa kita,”,jelas Hasto.
Untuk menangkal hal itu menurut Hasto, PDI Perjuangan selalu membumikan Pancasila, yang merupakan penegakan hukum melalui kehidupan bertoleransi.
“Mengedepankan toleransi, itu yang kita lakukan,”pungkas dia.
Di tempat yang sama Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Ono Surono, mengatakan bahwa memperkokoh kerukunan antarumat beragama adalah bagian dalam merawat kebhinnekaan di Indonesia.
“Keberagaman merupakan anugerah Tuhan yang harus disyukuri, dirawat, dan dikembangkan,” kata Ono.
Selain itu, Ono menyebut perayaan Natal ini merupakan momen untuk memperkuat solidaritas kebangsaan serta saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang lebih bermartabat.
“Kita harus mensyukuri segala perbedaan yang ada di Indonesia. Jangan jadikan perbedaan sebagai halangan untuk saling menghormati dan menghargai antarsesama,” ujarnya.
Sementara Ketua Panitia Natal Nico Siahaan berharap semoga perayaan Natal ini semakin membangun optimisme, harapan, dan juga memperat genggaman tangan persatuan demi memperkuat jiwa gotong royong.
“Perayaan ini juga menunjukkan kalau PDI Perjuangan adalah partai nasionalis yang didalamnya terdapat semua unsur agama, ras suku dan budaya,” tandas Nico yang juga anggota DPR RI ini
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPP PDIP Sukur Nababan, Sekretaris Ketut Sustiawan, fraksi PDI Perjuangan DPRD Jabar dan Ketua DPC se-Bandung Raya. (*)