Guru Besar UIN Prof. Achmad Tjachja Nugraha Soroti Persoalan Kemiskinan di Jawa Barat
BANDUNG INSPIRA – Jumlah penduduk miskin di Indonesia menggambarkan pembangunan yang belum maksimal, bahkan ketimpangan kemiskinan dipedesaan cukup signifikan dibandingkan dengan perkotaan.
Demikian disampaikan Guru Besar Fakultas Pertanian UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Achmad Tjachja Nugraha pada Orasi Ilmiah Kemiskinan di Perdesaan Jawa Barat ‘Modal Sosial Sebagai Penghubungkan Harapan Petani & Pertanian’ di acara puncak Dies Natalis ke-66 di Aula Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Sabtu (20/9/2025).Â
Pada orasinya, Prof. Achmad juga menyoroti kemiskinan di Jawa Barat, wilayah pedesaan di selatan Jawa Barat, Priangan Tmur, dan sebagian pantura masih menghadapi kemiskinan yang persisten.Â
“Kemiskinan pedesaan di Jawa Barat, berada dikisaran 8.85 persen, sementara kemiskinan perkotaan ada diangka 6.65 persen,” paparnya.Â
Karena itu, dirinya menilai pembangunan belum optimal terlebih kenaikan infrastruktur tidak berbanding lurus dengan pengurangan kemiskinan.Â
“Katakanlah misalnya infrastruktur naik 100 persen, apakah kemiskinan otomatis turun 100%? Faktanya kan tidak, misalnya hanya turun sekitar 60%. Berarti ada yang tidak sampe,” katanya.Â
Atas dasar itu, menurutnya harus ada langkah kongkrit, contohnya tentang Koperasi Merah Putih.Â
“Itu kebijakan presiden dan yang harus direalisasi sekarang adalah bagaimana implementasi di bawahnya harus fokus. Apakah di bidang produksi, bidang simpan pinjam, atau ini dikaitkan dengan program pertanian yang real, sektor produktif, dan seterusnya,” jelas Prof. Achmad Tjachja Nugraha.Â
“Kalau koperasi melihatnya yang penting uang balik, maka persoalan kemiskinan dianggap selesai. Padahal, tidak begitu. Maksud saya, kita tidak boleh hanya bergerak kepada uang balik dan hal-hal fisik, tapi juga ke arah value, apakah di masyarakatnya tumbuh atau tidak,” sambungnya.Â
Kendati begitu Ia mengaku, meski belum optimal dirinya optimis. “Kalau secara agregat, saya optimis. Karena pemerintah biasanya melihatnya secara agregat. Tapi kalau kita bicara posisi real di Jawa Barat, di kabupaten/kota itu mengerikan,” tuturnya.Â
Lebih jauh Prof. Achmad memaparkan, pengentasan kemiskinan di Jawa Barat harus ditempuh melalui pendekatan ganda: memperkuat kebijakan formal yang bersifat struktural dan pada saat yang sama menumbuhkan kembali kekuatan modal sosial yang berakar pada budaya Sunda dan nilai-nilai Pancasila.Â
“Aspek tersebut tidak boleh dipertentangkan, tapi harus dipadukan. Negara memberikan sumber daya dan kerangka kebijakan, sementara masyarakat menyediakan jaringan kepercayaan, solidaritas, dan norma yang membuat program menjadi hidup dan berkelanjutan, ” tandasnya.Â
Acara puncak Dies Natalis Fakultas Pertanian Ke-66 Unpad tersebut juga menghadirkan expo produk unggulan Fakultas Pertanian Unpad Bandung, serta business matching bersama mitra. (Tim Berita Inspira) **


