BERITA INSPIRA – Gunung Api di Agam Sumatera Barat meletus pada Minggu (3/12/2023) kemarin. Dari hasil rekaman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi terekam dengan Amplitudo maksimum 30 mm dengan durasi 4 menit 41 detik.
Diketahui, berdasarkan data di sistem booking online pendakian Gunung Marapi, total pendaki sejumlah 70 orang. 57 pendaki masuk dari pintu Batu Palano sedangkan 13 lainnya masuk dari pintu Koto Baru. Sampai saat ini jumlah pendaki yang berhasil dievakuasi adalah 49 orang. Dan dikabarkan pula sebanyak 11 orang pendaki meninggal dunia. Dan tim gabungan masih berusaha untuk mencari 12 pendaki yang belum diketahui keberadaannya.
Para pendaki yang berhasil di evakuasi dilarikan ke rumah sakit yang berada di Kota Bukittinggi dan Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan, dan beberapa pendaki lain juga sudah kembali ke rumah masing-masing.
Bambang Wasito, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, membenarkan adanya peristiwa ini. Ia juga mengatakan bahwa kondisi abu yang membumbung tinggi ini terlihat dari Agam. BPBD mengerahkan timnya ke dua wilayah yang paling dekat dengan puncak gunung, yakni Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Canduang.
“Saat ini saya bersama tim BPBD Kabupaten Agam meluncur ke dua wilayah kecamatan terdekat dari puncak. Tim Pusdalops kami sudah berada di dua lokasi tersebut” ujar Bambang, dikutip dari laman BNPB.
Hujan abu vulkanik dari erupsi ini dilaporkan terjadi di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Suasana di Nagari Lasi dan beberapa wilayah lainnya menjadi sangat gelap, yang diakibatkan dari hujan abu vulkanik dengan intensitas tinggi.
Sementara itu, beberapa wilayah lain juga terdampak hujan abu vulkanik, seperti di Kecamatan Sungai Pua dengan intensitas yang rendah dan durasi yang tidak terlalu lama. Hal ini disebabkan karena arah angin yang cenderung mengarah ke sekitar wilayah Kecamatan Canduang.
Dari keterangan PVMBG, gejala aktivitas vulkanik in sudah berlangsung sejak Januari 2023 lalu. Maka dari itu, statusnya berada di level II atau waspada, karena kemungkinan erupsi serupa akan terjadi kembali di kemudian hari.
Untuk masyarakat yang berada di sekitar lingkungan Gunung Marapi level II, direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan apapun pada radius 3 km dari kawah atau puncak. (citra)**