BANDUNG INSPIRA – Maroko diguncang gempa dahsyat dengan magnitudo 6,8. Pada Jumat, 8 September Kemarin. Gempa paling mematikan dalam enam dekade di negara itu, telah menewaskan Ribuan Orang.
Bencana ini menelan ribuan korban jiwa. Mengutip AFP, pusat gempa berada di kedalaman 18,5 km dan terjadi sekitar 71 km timur laut Marrakesh.
USGS menyebut, warga di wilayah Marrakesh yang menjadi korban gempa memang tinggal dalam bangunan yang rentan guncangan gempa.
Apalagi, Maroko sering diguncang gempa bumi, khususnya di wilayah utara karena posisinya yang berada di antara lempeng Afrika dan Eurasia.
Berikut Fakta dan Update Terkini :
Menewaskan lebih dari 2.000 orang
Korban tewas akibat gempa dahsyat ini tercatat mencapai 2.012 orang per Minggu 10 September. Selain itu, tercatat sebanyak 1.404 orang lainnya dalam kondisi kritis.
Gempa terbesar sepanjang sejarah Maroko
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa magnitudo 6,8 itu merupakan yang terbesar sepanjang sejarah negara Maroko.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut bahawa gempa tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif di Zona Pegunungan Atlas, Maroko.
Episenter gempa ini terletak pada koordinat 31.01° lintang utara dan 8.46 derajat bujur barat, tepatnya di darat dengan kedalaman hiposenter sangat dangkal, yakni pada 28 kilometer.
Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault), yang mencerminkan adanya gaya tekan (compressional) yang terjadi pada zona tektonik sumber gempa tersebut.
Tiga hari berkabung
Setelah gempa yang merenggut ribuan korban jiwa itu, Pemerintah Maroko mendeklarasikan tiga hari berkabung nasional.
“Tiga hari berkabung nasional sudah diputuskan, dengan pengibaran bendera setengah tiang di semua bangunan umum,” bunyi pernyataan yang diterbitkan kantor berita resmi MAP setelah Raja Mohammed VI memimpin pertemuan yang membahas bencana itu, diberitakan AFP, Sabtu (9/9).
(ali)**