BANDUNG INSPIRA – Sebanyak 150 siswa yang telah dinyatakan eligible dari SMAN 7 Cirebon sudah dipastikan gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Hal ini disebabkan karena kelalaian pihak sekolah dalam mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Menurut pihak sekolah, informasi terkait perpanjangan waktu tidak dapat digunakan karena portal PDSS yang tidak dapat diakses. Sehingga, kecil kemungkinan terdapat perpanjangan.
“Memang masih ada harapan, tapi sangat tipis kemungkinan,” ujar Undang, Wakasek Humas SMAN 7 Cirebon, dilansir dari laman Kompas.com pada Kamis (13/02/2025).
Sebagai bentuk tanggung jawab dan upaya pemulihan atas kelalaian tersebut, pihak SMAN 7 Cirebon memberikan program bimbel gratis kepada seluruh siswa eligible. Bimbingan belajar tersebut menawarkan pembekalan untuk menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
“Selama tiga bulan dari pekan depan, anak-anak diberi fasilitas bimbel gratis oleh kami. Bukan dari guru kita yang mengajarkan, tapi dari pihak lembaga bimbel luar yang dihadirkan ke sekolah. Dipastikan bimbel itu ditanggung oleh pihak sekolah,” jelasnya.
Undang kemudian menjelaskan, teknis pelaksanaan bimbel akan berlangsung selama tiga bulan. Dalam satu pekan, dua hari siswa akan belajar di kelas dan lima hari belajar secara daring. Pembelajaran bimbel juga akan diajarkan oleh guru dari luar SMAN 7 Cirebon. Pihak sekolah juga akan mengadakan rapat mengenai hal ini pada Senin mendatang bersama orang tua dan siswa.
“Rencananya hari Senin 17 Februari 2025, kami akan rapatkan dengan orang tua beserta para siswa membahas dan sosialisasi pelaksanaan bimbel itu, karena bimbel itu salah satu tuntutan dari mereka,” jelasnya.
Sebelumnya, kabar gagalnya SMAN 7 Kota Cirebon dalam mengunggah data ke PDSS mengakibatkan siswa dan orang tua SMAN 7 merasa kecewa. Mereka kemudian menggelar aksi protes di halaman sekolah pada Senin (03/02/2025) lalu. Gubernur Jabar Terpilih, Dedi Mulyadi telah mengunjungi SMAN 7 terkait permasalahan input PDSS tersebut. Dalam kunjungannya, Dedi bertemu dengan beberapa siswa yang mengungkapkan kekecewaan hingga adanya dugaan pemotongan dana PIP. (Rifqi Sibyan Kamil)**