DAERAHBERITA INSPIRANASIONAL

Fenomena Gagal Ginjal Pada Anak, Ini Penjelasan Dokter RSHS Bandung

Sumber : Kemenkes

BANDUNG INSPIRA – Dilihat dari maraknya pemberitaan terkait puluhan pasien anak yang melakukan cuci darah karena gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta baru-baru ini, hal yang berbeda justru terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.

Dokter Ahmedz Widiasta selaku staf divisi nefrologi RSHS Bandung mengungkapkan bahwa tidak terjadi lojakan pasien anak yang melakukan cuci darah, berbeda dengan pasien anak yang menjalani prosedur cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Menurutnya, saat ini jumlah pasien yang melakukan cuci darah di klinik hemodialis RSHS Bandung berjumlah 10 hingga 20 orang setiap bulannya dan jumlah tersebut masih relatif normal tanpa lonjakan ataupun penurunan. Pasien anak yang melakukan prosedur tersebut merupakan pasien tetap yang secara rutin melakukan cuci darah di RSHS.

“Kan poliklinik kami ada dua, yaitu poliklinik hemodialisis dan poliklinik ginjal yang non hemodialisis. Poliklinik ginjal yang non hemodialisis itu kami setiap hari Senin dan Kamis memang kadang banyak (pasiennya), berkisar 20 sampai 50 pasien per hari. Tapi kalau untuk kasus yang cuci darahnya rutin di poliklinik hemodialisis, sehari itu paling sekitar 5 pasien, itu (pasien) yang lama dan berkesinambungan, yang masih memerlukan pemantauan dan penstabilan sebelum kami rujuk ke RSUD terdekat,” jelas Ahmedz.

Tidak banyak pasien anak cuci darah yang berada di RSHS Kota Bandung karena beberapa diantaranya sudah dirujuk ke RSUD terdekat dan sisanya dialihkan pengobatannya menggunakan sistem cuci darah yang lain sehingga kegiatan cuci darah dilakukan di rumah dan pasien hanya perlu datang ke rumah sakit sebanyak 1 kali dalam satu bulan untuk mengambil cairan yang digunakan untuk kegiatan cuci darah di rumah.

Banyak orang beranggapan bahwa terjadinya penyakit gagal ginjal pada anak disebabkan oleh makanan manis, namun hal tersebut dibantah oleh Profesor Dany Hilmanto, Konsultan Nefrologi Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung. Ia mengungkapkan bahwa hal tersebut keliru karena sejauh ini pasien gagal ginjal pada anak mayoritas disebabkan oleh kelainan genetik bawaan.

“Pada umumnya, karena pada saat ini usia-usianya sudah diatas 5 tahun, memang yang paling banyak itu karena penyakit glomerulus. Dan diantara penyakit glomerulus tersebut, pada saat ini yang paling banyak terjadi sekarang adalah bocor ginjal,” ungkapnya kepada media.

Dany juga menambahkan, bahwa penyakit ginjal yang terjadi karena makanan manis, asin, ataupun junkfood perlu melalui tahap yang panjang dan membutuhkan waktu puluhan tahun hingga akhirnya bisa menjadi penyakit gagal ginjal. (Raihani)**

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.