BANDUNG INSPIRA – Peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Gedung Merdeka, Bandung pada Senin (28/04/2025) menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen Indonesia dalam melestarikan budaya, sekaligus menghidupkan kembali Bandung Spirit yang lahir dari konferensi bersejarah tersebut.
Dihadiri Menteri Kebudayaan Fadli Zon, ia menegaskan pentingnya pelestarian Gedung Merdeka sebagai cagar budaya nasional. Gedung Merdeka dirasa dapat diusulkan menjadi warisan budaya dalam daftar warisan dunia UNESCO. Nilai- nilai sejarah luar biasa yang ada dalam gedung tersebut diharapkan dapat diakui secara internasional.
“Gedung Merdeka ini sudah menjadi cagar budaya nasional, dan kita berharap bisa masuk dalam tentative list untuk cagar budaya dunia, UNESCO,” ungkap Fadli Zon.
Tidak hanya itu, menjaga warisan budaya Indonesia, baik yang berwujud maupun yang tak berwujud juga dirasa penting, sebagai bentuk mempertahankan identitas bangsa. Sejumlah warisan budaya tak benda Indonesia seperti wayang, gamelan, tari piring, hingga reog ponorogo terdaftar di tingkat nasional. Dengan kekayaan yang dimiliki, Indonesia harus terus berupaya untuk menjaga identitas budaya dan warisan peradaban.
Tantangan pelestarian warisan budaya semakin besar. Tidak hanya ancaman bencana alam seperti gempa bumi dan erupsi gunung berapi yang mengancam cagar budaya di beberapa situs Indonesia, tetapi juga ancaman dari aktivitas manusia yang tidak terkelola dengan baik. Di tengah isu geopolitik yang menjadi perbincangan hangat, sangat penting bagi Indonesia untuk mendorong penerapan kajian cagar budaya dan pengelolaan yang tepat agar situs-situs budaya ini dapat terlindungi.
“Jadi kita melihat bahwa ini perlu kita jaga dan mendorong penerapan dari satu kajian dan cagar budaya agar berbagai macam situs ini tidak rusak atau mendapatkan ancaman yang bisa membuat situs itu hancur,” ujarnya.
Fadli Zon juga menekankan bahwa menjaga warisan budaya bukan hanya soal merawat situs bersejarah, tetapi juga mempertahankan semangat dan nilai-nilai yang membentuk jati diri bangsa.
“Warisan budaya sebagai denyut nadi peradaban, kita perkuat kerja sama budaya sebagai jantung solidaritas global,” tandasnya.
Di momentum ke-70 tahun Konferensi Asia Afrika ini, aspirasi dan dukungan dari masyarakat Indonesia sangat penting untuk dapat membantu peran Indonesia. Indonesia akan semakin dikenal sebagai bangsa yang berani dan mewarnai dunia dengan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.(Deyvanes/Septia)**
