BANDUNG INSPIRA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyoroti kehancuran warisan budaya di Gaza akibat agresi militer Israel. Fadli Zon menyebut penghancuran tersebut sebagai bentuk genosida budaya yang mengancam identitas bangsa Palestina.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri acara peringatan Hari Warisan Dunia, yang juga bertepatan dengan 70 tahun Konferensi Asia Afrika, di Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung Senin (28/04/2025) siang.
“Kondisi geopolitik global, ketegangan antar bangsa, konflik bersenjata, bahkan perang perlahan membawa dampak langsung terhadap pelestarian warisan dunia. Dalam konteks ini, kita tidak dapat menutup mata terhadap tragedi yang menimpa Palestina,” papar Fadli Zon.
Hari Warisan Dunia 2025 yang bertemakan ‘Disaster and Conflict Resilient Heritage’ menjadi landasan penting baginya. Tema ini mengingatkan masyarakat internasional akan ancaman terhadap warisan budaya akibat bencana dan konflik.
Fadli Zon menyebut bahwa UNESCO telah mencatat ratusan situs budaya bernilai sejarah, agama, dan pengetahuan di Gaza yang hancur. Beberapa ikon, seperti Masjid Agung Al-Omari, Gereja Saint Porphyrius, Kota Tua Gaza, hingga berbagai museum dan perpustakaan turut hancur akibat serangan yang terjadi.
Menurutnya, konflik oleh Israel tersebut tidak hanya mengancam nyawa dan keberlangsungan hidup warga Palestina, tetapi juga identitas bangsa Palestina. Penghancuran situs budaya secara sistematis akan berdampak terhadap Palestina sebagai sebuah entitas berbudaya.
“Sebuah culture genoside melalui penghancuran sistematis situs-situs budaya dan terputusnya transmisi wilayah yang membentuk identitas bangsa Palestina” ujar Fadli.
Ia menyoroti adanya upaya dari Israel untuk menghapus jejak sejarah dan memori bangsa Palestina melalui penghancuran budaya.
“Inilah yang saat ini sedang dicoba diupayakan Israel untuk menghancurkan jati diri identitas sejarah dan memori kolektif yang ada di Palestina itu,” lanjutnya.
Indonesia sendiri tetap konsisten mendukung Palestina dalam perjuangannya, baik melalui pemerintah, parlemen, hingga masyarakat sipil. Fadli Zon menekankan pentingnya solidaritas internasional dalam menjaga dan melindungi warisan budaya yang terancam di tengah gejolak geopolitik dunia.(Rifqi/Septia)**