Eric Cantona Menggema untuk Palestina: Ketika Panggung Musik Jadi Arena Keadilan
BANDUNG INSPIRA – Suara Eric Cantona melintasi batas stadion, menembus dinding-dinding konser, dan menyentuh ruang nurani dunia. Dari seorang maestro sepak bola lahir seruan kemanusiaan: jangan biarkan olahraga menjadi buta pada penderitaan Palestina.
Ya, dalam konser bertajuk Together 4 Palestine di London, Kamis (17/9/2025) sorot mata mantan bintang Manchester United itu tampak penuh api. Dia menyerukan sesuatu yang jauh melampaui lapangan hijau: agar FIFA dan UEFA berani membekukan Israel dari seluruh kompetisi sepak bola internasional.
Cantona menyentil luka dunia dengan kalimat yang menusuk. Ia membandingkan bagaimana FIFA dan UEFA secepat kilat menjatuhkan sanksi pada Rusia empat hari setelah invasi ke Ukraina, tetapi diam membisu meski sudah 716 hari Amnesty International menyebut genosida terjadi di Gaza.
“Kenapa ada standar ganda?” ujarnya, suaranya bergema di hadapan ribuan penonton yang terdiam, lalu bersorak.
Malam itu, panggung konser berubah menjadi arena solidaritas. Hadir pula Mahmoud Sarsak, mantan pesepakbola Palestina yang pernah mendekam tiga tahun di penjara Israel tanpa dakwaan. Tubuhnya menjadi saksi hidup betapa sepak bola Palestina tak hanya soal pertandingan, tapi juga perlawanan.
Di antara denting musik dan riuh tepuk tangan, seruan Cantona menjelma seperti nyanyian perlawanan. Ia mengingatkan, sepak bola adalah identitas, bahasa universal yang mampu menyatukan bangsa. Membiarkan Israel tetap berkompetisi, baginya, adalah bentuk pembiaran terhadap nestapa rakyat Palestina.
Malam itu, dunia seakan kembali diingatkan: olahraga bukan sekadar permainan. Ia bisa menjadi megafon keadilan, tempat suara kebenaran menemukan gaungnya. Cantona telah menendang bola paling berharga — bola bernama kemanusiaan. (Tim Berita Inspira) **
Keterangan Foto:
Eric Cantona. (Foto: Tangkapan Layar Instagram)


