Utusan presiden Donald Trump, Steve Witkoff bekerja agar mempertahankan Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang meliputi rencana pertukaran sandera, penarikan pasukan Israel, dan membangun kembali Gaza. Selain itu Steve Witkoff akan turun langsung ke Gaza untuk melihat kondisi dan memantau kesepakatan warga Gaza untuk di relokasikan ke Indonesia. Namun, rencana itu masih belum jelas bahkan termasuk kesediaan warga Gaza dipindah dan negara yang menerima mereka.
Alasan Donald Trump memilih Indonesia sebagai tempat relokasi Gaza tidak diungkapkan. Menanggapi isu itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi atau rencana apapun mengenai pemindahan penduduk Gaza ke Indonesia. Kemlu menekankan bahwa segala usaha untuk memindahkan orang-orang Gaza tidak dapat diterima, karena tindakan tersebut hanya akan memperkuat pendudukan ilegal Israel di tanah Palestina dan selaras dengan strategi yang lebih luas untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.
Dilansir dari detik news anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengambil sikap terhadap rencana tersebut. Pemerintah Indonesia terus berpegang teguh pada pandangannya bahwa cara yang paling efektif untuk menyelesaikan perselisihan antara Israel dan Palestina adalah melalui pembicaraan dan perundingan, untuk mencapai kesepakatan dua negara, sesuai dengan norma hukum internasional dan kriteria global yang telah disetujui.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi yang menyatakan niat Donald Trump untuk memindahkan warga Gaza ke Indonesia. Meski demikian, ide ini menimbulkan reaksi kuat di Indonesia karena bertentangan dengan prinsip keadilan untuk Palestina serta dukungan terhadap solusi damai yang mendukung kemerdekaan Palestina. (Salsa Solihatunnisa)**