KAB. PURWAKARTA INSPIRA – Sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Sadiyah telah menerapkan Pendidikan TdBA (Tatanen di Bale Atikan) yang sedang booming digencarkan pemerintah pusat sejak tahun 2020 lalu.
“Program tersebut sedang kita laksanakan yang ada kaitannya dengan ketahanan pangan peserta didik, kesehatan, nge-match nya dengan program pusat tentang gerakan sekolah sehat yaitu program pendidikan tatanan di bale atikan,” ungkap Sayidah saat ditemui di ruang Sekda Kabupaten Purwakarta beberapa waktu lalu.
Terlebih, global warming yang saat ini terjadi harus dipahami oleh anak-anak sejak dini. Misalnya, bagaimana pengelolaan lingkungan menjadi hijau berbasis ekologi. Serta keterhubungan antara manusia dengan alamnya itu hadir di pendidikan tatanan di bale atikan.
“Makanya sekolah di Purwakarta itu programnya adalah bagaimana memberdayakan lahan di sekitar sekolah menjadi produktif untuk laboratorium pembelajaran. Selain itu juga, bisa dijadikan untuk tumbuh kembang tanaman yang nanti sebagai lab bagi anak-anak belajar. Sementara hasil sayurannya, cabe, terong, waluh apa-apa nanti bisa dikonsumsi sebagai ketahanan pangan siswa maupun guru,” bebernya.
“Kalau memang produksinya banyak itu sekarang sudah ada lab-nya di Mandalakarsa. Produksi anak-anak mulai menanam, merawat sampai jadi produk makanan kita simpan di Mandalakarsa nanti orang bisa melihat hab-nya di situ dan bisa membeli produk anak-anak,” sambungnya.
Sayidah juga mengatakan, hampir sudah ada ribuan produk makanan buatan anak-anak yang sekarang sudah terakurasi dan sudah ada lisensi, label halal.
“Sudah ada 400 an itu anak-anak SD dan SMP, misalnya ada bunga telang tumbuh di sengaja dan sebagai laboratorium penggunaan pemanfaatan lahan itu jadi bunga telang dijadikan minuman. Terus di kebun sekolah ada pohon berenuk diolah lalu diberi nama sar berenuk, ada juga bikin dodol manggis,” ucapnya.
Selain sekolah TdBA, Pemkab Purwakarta pun menerapkan sekolah ekologi Kahuripan Pajajaran. Yakni sekolah berbasis ekologi bagaimana menyambungkan manusia dengan lingkungan alam sekitar dengan model pembelajaran berkearifan lokal atau bagaimana mencintai alam.
Seabreg penererapan pendidikan di kota tasbih ini, tentu saja diapresiasi pemerintah pusat. Ditahun 2020 Pemkab Purwakarta mendapat apresiasi dari Kemdikbudristek sebagai kabupaten/kota berkarakter.
Tak puas disitu, Pemkab Purwakarta pun mengikuti ajang inovasi government, beberapa penerapan pendidikan diusulkan yakni pendidikan TdBA (Tatanen di Bale Atikan) dan pendidikan arboretum bambu.
Pendidikan arboretum bambu ini dimana terdapat satu sekolah berbasis kearifan lokal mengembangkan bagaimana konservasi bambu.
“Pada tahun 2023 kita menyabet 9 kategori Kemendikbudristek tapi memang belum berhubungan pendidikan lokal tadi namun yang bersifat nasional semisal penerapan IT,” ungkapnya.**