BANDUNG INSPIRA – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menggelar Sidang Terbuka Senat Akademik dalam rangka Dies Natalis ke-57 dan Pengukuhan Guru Besar di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung, Rabu (9/4/2025). Mengusung tema ‘Transformasi ISBI Bandung Menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (BLU): Preservasi dan Inovasi Kebudayaan Berbasis Teknologi dan Industri Kreatif’ pada usia ke 57 tahun ini, ISBI Bandung berkomitmen melakukan transformasi kelembagaan dengan beralih status dari Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja (Satker) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU).
Transformasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, memperluas ruang inovasi, serta memperkuat kerja sama lintas sektor. Hal itu disampaikan Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati pada sambutan Dies Natalis ke-57 ISBI Bandung.
“ISBI Bandung terus mengembangkan kualitas pendidikan dan riset, sembari beradaptasi dengan dinamika teknologi dan industri kreatif sebagai strategi pelestarian seni dan budaya Nusantara,” paparnya.
Disamping itu, Retno Dwimarwati optimis terhadap sinergi antara pemerintah dan institusi kebudayaan. Ia menyoroti pentingnya Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan tahun 2017 dan momentum yang kini dirasakan semakin kuat, terutama di Jawa Barat.
“Saya merasa bangga karena para pimpinan kami kini semakin pro terhadap kebudayaan. Ini adalah momen penting untuk kita bergerak bersama membangun budaya Indonesia, baik yang bersifat lokal maupun universal,” ujar Retno.
Ia menegaskan, ISBI Bandung siap menjadi agen pemajuan kebudayaan di tingkat nasional. “Sinergi harus terus dilakukan, dan kami siap menjalankan peran tersebut,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan saat menghadiri perayaan Dies Natalis ke-57 Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, mengingatkan pentingnya momen ini sebagai titik balik bagi kebangkitan budaya urban yang berakar pada kearifan lokal Sunda.
“Bandung adalah tuan rumah dari ISBI, sebuah perguruan tinggi negeri yang tidak hanya bertugas mendidik, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” beber Farhan.
Menurutnya, tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian) harus memberikan dampak nyata bagi kota ini. Farhan juga menegaskan kesiapan Pemerintah Kota Bandung untuk menjadi mitra strategis ISBI dalam pengembangan pendidikan dan riset, serta menyediakan ruang bagi pengabdian kepada masyarakat.
“Kami sangat terbuka. Bandung adalah tempat eksperimen yang ideal bagi pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Farhan menyoroti posisi strategis Bandung yang memiliki akar budaya Priangan namun juga berkembang sebagai kota urban. “Sebelum kita menjadi kota terbuka, kita harus memastikan bahwa karakter kita kuat. Karakter kuat itulah yang disebut budaya,” ungkapnya.
Perayaan Dies Natalis ini menjadi penanda kuat bahwa ISBI Bandung terus bertransformasi sebagai pusat keilmuan, pelestarian, dan inovasi budaya, tidak hanya untuk masyarakat Bandung, tetapi juga untuk Indonesia secara keseluruhan.
Seperti diketahui, untuk pertama kalinya, Dies Natalis ISBI Bandung diperingati pada tanggal 1 April berdasarkan penetapan hasil Rapat Pleno Senat Akademik. Penetapan ini mengacu pada berdirinya Konservatori Tari (KORI), cikal bakal ISBI Bandung melalui Surat Keputusan Walikota Madya Bandung No. 5539/68 tertanggal 31 Maret 1968.
Perubahan tanggal ini merupakan hasil pertimbangan dari berbagai aspek baik aspek historis, strategis, maupun kultural dalam perjalanan institusi sebagai lembaga pendidikan tinggi seni di Jawa Barat.
Dalam momentum ini, ISBI Bandung juga mengukuhkan dua Guru Besar baru, yakni Prof. Dr. Benny Yohanes Timmerman, S.Sen., M.Hum., sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Estetika Teater pada Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), yang menyampaikan orasi ilmiah berjudul: Beberapa Hipotesis Karakteristik Estetika Urban dan Prof. Dr. Husen Hendriyana, S.Sn., M.Ds., sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Seni Kriya pada Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), dengan orasi ilmiah berjudul: Sustainable Craft Design dan Environmental Craftpreneurship: Pendekatan Inovasi Produk Kriya untuk Mendukung Pencapaian Tujuan SDGs
Kegiatan Sidang Terbuka tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan kepala daerah, Dewan Penyantun, dan undangan lainnya. Dalam kesempatan ini Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, S.E menyampaikan sambutannya mengenai kebudayaan yang tetap terus mengakar di era kemajuan teknologi digital. Selain itu, terdapat 4 (empat) orang dosen yang memasuki masa purna bakti, yakni Dr. H. Mohamad Yusuf Wiradiredja, S.Kar. M.Hum TMT Pensiun 1 Mei 2025, Dra. Ai Juju Rohaeni, MM. TMT Pensiun 1 Juli 2025, Cecep Kusnendi, S.Kar., M.Sn TMT Pensiun 1 September 2025 dan Sunarto, S.Kar., M.Sn TMT Pensiun 1 November 2025.**