BANDUNG INSPIRA – Presiden Prabowo kembali menjadi perbincangan masyarakat usai kebijakan-kebijakan kontroversialnya yang banyak diresmikan di bulan Februari ini. Kebijakan yang semakin membuat masyarakat panas adalah isu peresmian Badan Pengelola Investasi dengan nama Danantara yang akan disahkan pada Senin (24/02/2025) mendatang.
Danantara atau Daya Anagata Nusantara merupakan lembaga investasi yang dirancang untuk mengelola aset Indonesia secara lebih efisien dan strategis, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dilansir dari Kompas.com, Prabowo mengungkapkan “Semua proyek ini akan berkontribusi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi kami sebesar 8 persen per tahun,” tegasnya.
Model pengelolaan ini mengadopsi prinsip-prinsip dari dana kekayaan negara milik Singapura yang bernama Temasek. Temasek Holdings Limited telah terbukti sukses dalam mengelola aset negara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan. Tidak hanya Singapura, negara lain seperti Norwegia juga sudah memiliki lembaga pengelolaan investasi yang diberi nama Norges bank Investment Management.
Danantara didirikan dengan fokus pada pengolahan aset negara yang tersebar di berbagai kementerian, lembaga, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dana ini akan mengelola sejumlah besar aset yang tersebar di berbagai sektor vital, termasuk energi, manufaktur, infrastruktur, dan teknologi. Sektor-sektor ini adalah sektor yang dirasa dapat memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia. Berikut adalah fokus Dirgantara di berbagai sektor:
1. Memanfaatkan Kekayaan Alam untuk Hilirisasi
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun sebagian besar diekspor dalam bentuk bahan mentah. Dengan Danantara, pemerintah berupaya mempercepat hilirisasi, mengolah sumber daya alam menjadi produk bernilai tambah yang lebih tinggi, yang akan mendongkrak ekonomi domestik dan daya saing global.
2. Investasi Infrastruktur sebagai Prioritas Nasional
Infrastruktur tetap menjadi fokus utama pemerintah, dan Danantara akan memberikan dukungan finansial yang lebih kuat untuk proyek-proyek besar seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Pembangunan infrastruktur yang baik akan mempercepat distribusi barang, meningkatkan konektivitas, dan memperkuat daya saing Indonesia.
3. Ketahanan Pangan dan Energi untuk Masa Depan
Danantara akan berinvestasi dalam sektor pertanian dan energi untuk mendukung ketahanan pangan dan transisi menuju energi hijau. Fokus pada teknologi modern dalam sektor pertanian dan energi terbarukan akan membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada impor dan mencapai keberlanjutan.
4. Investasi dalam Teknologi dalam Revolusi Digital
Danantara berencana mendorong investasi di sektor teknologi, termasuk kecerdasan buatan dan semikonduktor, untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi revolusi digital. Dengan dukungan ini, Indonesia dapat menjadi pemain utama di ekonomi digital Asia Tenggara dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor teknologi.
Pada draf RUU BUMN, pasal 3F mengatur tentang modal yang dimiliki oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Modal tersebut berasal dari penyertaan modal negara serta sumber lainnya, yang mencakup dana tunai, barang milik negara, dan saham milik negara. Modal Danantara yang ditetapkan dalam RUU paling sedikit mencapai Rp1.000 triliun. Namun, melihat tujuh perusahaan BUMN yang akan dinaungi Danantara, dana kelolaan akan mencapai sekitar Rp9.000 triliun. Tujuh perusahaan tersebut antara lain PT Pertamina, PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), PT Telkom Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Mandiri, PT PLN, dan PT Bank Negara Indonesia.
Sesuai dengan arti namanya, Danantara diharapkan dapat menjadi kekuatan atau energi masa depan Indonesia. Peluncuran Danantara tidak hanya diharapkan dapat mengangkat perekonomian nasional, tetapi juga membawa Indonesia menuju era baru investasi dan pembangunan. (Deyvanes Nuruwe)**
Sumber foto : finance.detik.com