BANDUNG INSPIRA – Calon Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan melihat kesehatan menjadi bagian unsur terpenting masyarakat yang harus mendapatkan prioritas.
Salah satunya, Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) karena merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Atas dasar itu, Farhan berkomitmen menyediakan layanan kesehatan yang bisa diakses 24 jam.
“Puskesmas 24 jam harus diaktifkan secara merata, karena sakit tidak mengenal jam, orang bisa mengalami sakit atau kedaruratan jam berapapun,” bebernya pada acara Naratas (ngariung media, wacana tuntas), di kawasan Cisangkuy, Kota Bandung, Rabu (13/11/2024).
Sejauh ini, lanjutnya, setiap Puskesmas memiliki kebijakan yang dapat berbeda, tergantung pada kebijakan pemerintah daerah dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Namun, ketentuan umum ini dirancang agar dapat diakses oleh masyarakat selama jam kerja.
Di Bandung sendiri, sudah ada 8 puskesmas dengan fasilitas rawat inap dan layanan kedaruratan 24 jam. Idealnya, penambahan Puskesmas dengan akses 24 jam, diupayakan menjadi 20-30 sehingga sebarannya semakin merata. Hal ini dilakukan seiring dengan peningkatan kesejahteraan nakes.
“Kedepan yang akan dilakukan adalah peningkatan kapasitas Puskesmas unggulan menjadi setaraf RS Tipe D, sehingga membantu Pemkot yang mencanangkan pembangunan RS baru sesuai RPJMD. Bagi kami RS baru yang dibangun haruslah RS dengan Tipe C,” paparnya.
Pasalnya, Farhan melihat, saat ini masyarakat masih kesulitan jika akan berobat lanjutan terutama karena terbatasnya kapasitas di rumah sakit. “Kalau ke rumah sakit, terbatas kapasitasnya,” imbuh dia.
Disamping itu, Puskesmas harus menyiapkan layanan poned (pelayanan obstetri neonatal dan emergensi dasar) untuk melayani ibu hamil, bersalin, dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir sesuai konsep PSC (public safety center) yang berdasarkan kebutuhan masyarakat.
“Ini sesuai dengan Permenkes 19 Tahun 2016 Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu,” ujarnya.
Tak hanya itu, Farhan juga memastikan akan memperkuat puskesmas sebagai fungsi preventif, promotif, rehabilitatif, dan kuratif untuk menekan penyakit serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Pihaknya pun akan menambah peralatan setiap puskesmas agar keberadaannya semakin optimal.
“Di antaranya sarana rekam medis elektronik, dan sarana untuk mendukung pencegahan HIV, TBC, dan DBD seperti peralatan PSN, fogging, alat laboratorium, dan lainnya,” kata dia. Selain itu, Farhan pun menyebut akan mengoptimalkan kerjasama puskesmas dengan posyandu sebagai garda terdepan pemberantasan stunting.
“Serta optimasi kerjasama puskesmas dengan posrem sebagai garda terdepan untuk mencegah penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, diabetes, dan lain-lain, dengan melaksanakan screening untuk usia 15 tahun ke atas,” katanya.
Walau diakui Farhan, keinginan itu tidaklah mudah terutama mengingat keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia. “Semua ada keterbatasan, tapi semaksimal mungkin untuk urusan kesehatan dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tandasnya.**