HEALTH, INSPIRA – Menjaga kesehatan merupakan suatu bentuk representasi dari mencintai diri sendiri dan juga orang lain. Menjaga kesehatan telinga merupakan salah satu hal yang penting agar kita mudah mendapatkan informasi dengan baik melalui sistem pendengaran, sehingga dapat menjalin dan membangun komunikasi yang baik.
Serta seiring bertambahnya usia, fungsi tubuh secara alami akan perlahan mulai mengalami penurunan, seperti penurunan sistem pendengaran. Menurut data dari WHO pada bulan Februari 2017 tercatat ada 5% dari populasi dunia atau sekitar 360 juta orang yang menderita gangguan pendengaran. Serta berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas 2013), diperoleh gangguan pendengaran tertinggi pada kelompok umur 75 tahun keatas (36,3%), kemudian disusul oleh kelompok umur 64-74 tahun (17,1%), sedangkan angka gangguan pendengaran terkecil berada pada kelompok umur 5-14 tahun dan 15-24 tahun (masing- masing 0,8%). Hal ini menunjukkan bahwa lansia menduduki ganguan pendengaran terbanyak dalam penurunan fungsi pendengaran. Apabila telinga menjadi kurang terdengar maka akan terjadi kesalahpahaman saat berkomunikasi dengan lawan bicara. (Kemenkes.RI, 2020)
Mari simak apa saja sih gejalanya apabila seseorang mengalami gangguan pendengaran :
1. Berkurangnya pendengaran secara perlahan pada kedua telinga yang sering tidak didasari oleh penderita.
2. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk menangkap obrolan lawan pembicaranya.
3. Sulit mendengar pembicaraan di sekitar, terutama jika berada di tempat dengan latar belakang suara yang ramai.
4. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah di dengar daripada suara berfrekuensi tinggi.
5. Jika intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga. Telinga terdengar berdenging (tinnitus).
Tanda dan gejala yang dirasakan tentunya tidak timbul begitu saja, melainkan banyak faktor yang menyebabkan seseorang akhirnya mengalami penurunan atau gangguan pendengaran. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Memasuki usia 65 tahun atau lebih
2. Jenis kelamin laki-laki
3. Sering terpapar kebisingan yang berlebih
4. Tinggal di fasilitasi kesehatan atau panti jompo
5. Pengunaan obat ototoksik
6. Penggunaan headset yang terlalu sering dan menggunakan volume besar juga sangat beresiko memperburuk kondisi pendengaran.
Baca Juga: https://inspira.tv/inilah-5-manfaat-mentimun-bagi-kesehatan-atasi-diabetes/
Dalam hasil penelitian menyatakan bahwa dari 40 responden sebanyak 37 Lansia yang mengalami gangguan pendengaran. Dan dari 40 lansia tersebut banyak terjadi pada usia 60 – 74 tahun. Dan sebanyak 37 mengalami penurunan kualitas hidup. Ambang intensitas bunyi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran adalah 85 dB (desibel) dengan paparan lebih dari 8 jam sehari. Dan Ambang batas intensitas bising yang dapat diterima oleh earphone yaitu 121 dB dengan tingkat volume tinggi dan puncak yang dapat dihasilkan mencapai 139 dB.
Dapat disimpulkan bahwa pendengaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Dan adanya masalah tersebut mengharuskan kita untuk lebih care kepada diri sendiri untuk masa tua yang sehat dan sejahtera. Karna setiap orang tentunya ingin menikmati masa tuanya dengan baik, dan untuk mencapai hal tersebut kita perlu menjaga dan merawat kesehatan tubuh kita sejak dini, dan tidak ada kata terlambat untuk melakukan yang lebih baik daripada tidak melakukan sama sekali.
Dampak yang sering terjadi apabila seseorang mengalami gangguan pendengaran adalah:
1. Gangguan pendengaran ini akan membatasi serta menghambat aktivitas kerja
2. Gangguan mobilitas
3. Menurunnya kapasitas pekerjaan
4. Serta menyulitkan seseorang untuk berkomunikasi sehingga seseorang yang mengalami gangguan pendengaran bisa mengalami ketergantungan pada bantuan medis untuk mendengar.
Menurutnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah gangguan pendengaran pada saat lansia kita, diantaranya: Melakukan pemeriksaan telinga secara rutin, Tidak menggunakan headset / earphone lebih dari 8 jam perharinya, Hindari mendengarkan sesuatu dengan volume yang besar, Menjaga telinga agar tetap kering agar menghindari adanya bakteri dan jamur yang dapat berkembang biak didalamnya, Hentikan kebiasaan mengorek telinga. Sedangkan menurut (Irwan, Maryam Siti, dan Ekasari Fatma Mia) hal yang bisa dilakukan yaitu:
1. Mebersihkan telinga, dapat mempertahankan komunikasi.
2. Berbicara pada telinga yang masih baik dengan suara yang tidak terlalu keras.
3. Berbicara secara perlahan-lahan, jelas, dan tidak terlalu panjang.
4. Beri kesempatan klien untuk menjawab pertanyaan.
5. Gunakan sikap dan gerakan atau objek untuk memudahkan persepsi klien.
6. Beri sentuhan untuk menarik perhatian sebelum memulai pembicaraan.
7. Beri motivasi dan reinforcement.
8. Kolaborasi untuk menggunakan alat bantu pendengaran
9. Lakukan pemeriksaan secara berkala.
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa jaga kesehatan telingamu supaya bisa menangkap informasi dan juga berbicara dengan lawan bicaramu dengan lancar, sekaligus bisa menjadi pendengar yang baik.
– Faishal Fadhilah
Sumber: Freepik.com