BANDUNG INSPIRA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bandung berharap mitra MOU terus ikut dalam mengawasi tahapan-tahapan Pemilu 2024.
Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antar Lembaga, Bawaslu Kota Bandung Farhatun Fauziah mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan kerjasama perjanjian kerjasama pengawasan partisipatif dan hal-hal strategis kaitan dengan seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Menurut Farhatun, kalau hanya mengandalkan sumber daya manusia di Bawaslu seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu itu tidak mungkin bisa terawasi secara komprehensif.
“Jadi kami melibatkan mitra-mitra MOU untuk ikut terlibat dalam mengawal jalannya tahapan penyelenggaraan pemilu,” kata Farhatun kepada wartawan seusai Sosialisasi Pengawaan Partisipatif dengan mitra MOU di Kota Bandung, Minggu (19/3/2023).
“Pada hari ini kita kumpulkan karena pelaksanaan pemilu tinggal 11 bulan lagi, jadi kami berharap semua Mitra MOU juga sudah mulai on the trek untuk ikut mengawal pemilu 2024,” tambahnya.
Dari Pemilu 2019, lanjut dia, pihaknya mendapatkan sangat banyak support dari mitra MOU seperti mereka terlibat dalam pemantauan, pengawas, mereka juga aktif dalam melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran dan potensi-potensi yang terjadi di wilayah Kota Bandung.
“Untuk saat ini, arah pengawasan memang masih kepada penyelenggara pemilu meskipun peserta pemilu sudah ditetapkan, tapi tahapan-tahapan untuk peserta pemilu belum memasuki pada tahapan kerja,” ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Ilmu Pemerintahan dan Kebijakan Publik dari Universitas Langlangbuana Rafih Sri Wulandari menyampaikan bahwa Bawaslu sudah memiliki peran yang sangat luar biasa masif terkait mensosialisasikan tahapan pelaksanaan kepada masyarakat.
Dia menyebut, partisipasi itu harus ditingkatkan terkait ke beberapa masyarakat yang terdampak afirmasi positif, perempuan, disabilitas, atau masyarakat adat.
“Itu (masyarakat) harus masuk dan berperan dan ikut andil dalam penyelenggara Pemilu, karena setidaknya dengan mereka masuk di dalam sistem mereka bisa membantu bagaimana mengakomodir kebutuhan mereka itu,” ucap Rafih.
Dia mengaku, usaha dari Bawaslu sudah cukup baik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu.
“Tinggal bagaimana masyarakat menangkap potensi yang dibuka ruang seluas-luasnya, itu bisa dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.
Meski begitu, Rafih mengungkapkan, masih banyak permasalahan seperti money politic, sehingga Bawaslu tidak mudah karena harus melakukan pencegahan dari awal, lalu harus menangani dan melaporkan dan sebagainya.
“Saya rasa permasalahan-permasalahan pasti ada tapi setidaknya dapat meminimalisir mulai dari temuan itu kan banyak sekali ada 9.000, ada 19.000, ada laporan-laporan pada Pemilu sebelumnya,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan dengan Bawaslu yang selalu mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk bermitra untuk membantu peran Bawaslu menjalankan Pemilu 2024 secara adil,” sambungnya.
Rafih berharap, Pemilu 2024 bisa menciptakan keadilan sesuai dengan tagline Bawaslu. Keadilan Pemilu, lanjut dia, harus tegak dulu sesuai amanah karena sudah banyak keluar anggaran.
“Pemilu itu selalu menghabiskan anggaran dan energi luar biasa. Berharap kita dapat mencetak temen-temen yang masuk dalam penyelenggara pemilu, pejabat-pejabat nanti next komisioner bisa amanah, jujur dan adil,” tandasnya. *(Red)