Bandung Tuan Rumah Festival Tunas Bahasa Ibu 2025
BANDUNG INSPIRA – Kota Bandung menjadi tuan rumah pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD dan SMP se Jawa Barat tahun 2025. Acara yang digelar pada Selasa (7/10/2025) di Hotel Horison Bandung, ini menjadi puncak dari rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Wali Kota Bandung, Farhan menjelaskan bahwa sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, Bandung memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pusat perkembangan peradaban sekaligus kebudayaan Sunda.
“Kota Bandung ini adalah melting pot tempat berkumpulnya berbagai budaya, baik lokal maupun global. Karena itu, menjadi kewajiban kita bersama untuk memastikan bahasa dan budaya Sunda terus hidup di tengah masyarakat,” ujar Farhan saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di Hotel Horison, Selasa, 7 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa bahasa daerah adalah cerminan jati diri bangsa.
“Basa téh cicirén bangsa leungit basana, leungit bangsana. Basa indung téh basa anu paling pribadi, basa anu dipaké pikeun nyarita jeung kolot, dulur, jeung guru,” tutur Farhan.
Ia juga menegaskan komitmen Pemkot Bandung untuk menjaga ruang publik yang ramah terhadap ekspresi budaya dan seni. Salah satunya melalui penamaan taman kota berbasis toponimi Sunda agar nilai sejarah dan filosofi lokal tetap hidup.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, menyampaikan bahwa FTBI tahun ini diikuti oleh 378 siswa SD dan 364 siswa SMP dari berbagai daerah. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil dari proses panjang program revitalisasi bahasa daerah.
“FTBI bukan akhir dari program, melainkan bagian penting dari upaya berkelanjutan melestarikan bahasa daerah. Ini wadah apresiasi bagi penutur muda yang menumbuhkan cinta terhadap bahasa Sunda,” ujar Herawati.
Senada dengan itu, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menegaskan pentingnya menjaga bahasa daerah di tengah ancaman kepunahan.
“Dari 718 bahasa daerah di Indonesia, sebelas sudah punah. Meski bahasa Sunda tergolong aman, tetap perlu dijaga karena generasi muda kini semakin jarang menggunakan atau menulis aksara Sunda,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan pameran literasi dan budaya daerah yang diikuti oleh berbagai sekolah di Jawa Barat. Para peserta tidak hanya berkompetisi, tetapi juga diajak untuk saling mengenal dan menghargai keberagaman bahasa dan budaya yang hidup di tanah Sunda. (Adelya) **
Sumber foto : Humas Bandung


