Bagaimana Metabolisme Tubuh Kamu Ketika Puasa? Yuk, Simak!

HEALTH INSPIRA – Menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh tentunya ada perubahan gaya hidup, baik dalam pola makan, tidur, dan aktivitas sehari-hari, turut menyebabkan banyak perubahan pada tubuh. Kamu mungkin mengalami perubahan dalam komposisi tubuh dan fungsi organ (fisiologi), darah dan cairan (hematologi), serta elektrolit darah. Oleh sebab itu kamu harus memahami bagaimana metabolisme tubuh kamu ketika puasa.

Baca juga Simak 4 Menu Sahur Berbahan Roti yang Enak dan Sehat 

Perubahan metabolisme tubuh saat puasa

Perubahan yang terjadi di dalam tubuh saat berpuasa akan berbeda-beda, tergantung jangka waktu atau berapa lamanya Kamu berpuasa. Secara teknis, tubuh baru memasuki “fase puasa” setelah 8 jam dari makan terakhir, yakni saat usus selesai menyerap zat gizi dan makanan.

Pada kondisi normal, glukosa (gula) dari makanan tersimpan dalam hati dan otot sebagai sumber energi utama. Sebelum memasuki fase puasa, tubuh akan membakar sumber energi ini sehingga Kamu dapat melakukan kegiatan seperti biasa.

Ketika glukosa habis, lemaklah yang menjadi sumber energi selanjutnya. Tubuh Kamu yang awalnya membakar glukosa kini beralih melakukan metabolisme lemak saat puasa. Dengan kata lain, puasa bisa membuat tubuh Kamu membakar lemak.

Baca juga 3 Keutamaan Dahsyat Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan

Apabilad lemak dalam tubuh habis, maka tubuh terpaksa memakai protein sebagai sumber energi. Penggunaan protein sebagai sumber energi tidaklah sehat karena protein yang dipecah berasal dari otot. Pembakaran protein lama-kelamaan bisa membuat otot menjadi kecil dan lemah.

Namun, pada puasa Ramadan, Kamu hanya berpuasa selama 13 – 14 jam. Ini adalah masa ketika tubuh mulai kehabisan glukosa dan menggunakan lemak sebagai sumber energi kedua. Jadi, puasa Ramadan tidak menyebabkan pemecahan protein.

Proses metabolisme lemak saat puasa justru bermanfaat bagi tubuh karena membantu penurunan berat badan dan kolesterol darah. Penurunan berat badan yang sehat dapat membantu mengontrol diabetes dan menurunkan tekanan darah.

Sementara itu, kolesterol yang terkontrol dapat menurunkan risiko sindrom metabolik. Ini merupakan kumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke, contohnya obesitas serta gula darah yang tinggi.

Baca juga Inilah 7 Manfaat Berpuasa Bagi Kesehatan yang Harus Diketahui

Puasa memicu proses detoksifikasi

Berbagai proses metabolisme yang terjadi pada tubuh saat puasa turut memicu proses pembuangan racun dari tubuh (detoksifikasi). Menurut sebuah penelitian dalam jurnal PLose One, hal ini berkaitan dengan peran enzim tertentu dalam hati Kamu.

Salah satu fungsi utama hati yakni membuang racun dari dalam tubuh. Pembatasan asupan kalori saat berpuasa ternyata membantu mendorong fungsi ini. Hasilnya, tubuh mampu membuang zat limbah dan racun dengan cara yang sehat.

Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa intermittent fasting begitu populer. Selain bisa membantu menurunkan berat badan, metode diet ini juga mendukung fungsi hati dalam mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

Meski begitu, perlu diingat bahwa tubuh manusia sebenarnya mampu membuang racun sendiri melalui sistem ekskresi. Sistem ini terdiri dari lima komponen utama, yaitu hati, ginjal, paru-paru, kulit, serta usus besar.

Detoksifikasi melalui puasa memang menyehatkan, tapi jangan melakukannya secara berlebihan. Kamu juga perlu mendapatkan asupan zat gizi dan cairan dari makan sahur, tidur dengan cukup, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok.

Baca juga Ramadan 1444 H Masjid Raya Al Jabbar Siapkan Ribuan Takjil

Tips agar metabolisme tubuh tetap sehat ketika puasa

Asupan zat gizi dan cairan memegang peranan penting saat puasa, sebab metabolisme dan fungsi beberapa organ tubuh sedikit berubah selama periode ini. Selain itu, Kamu juga tidak mendapatkan asupan makanan selama belasan jam.

Untuk mencegah pemecahan protein otot, Kamu perlu mengkonsumsi makanan yang kaya energi, karbohidrat, dan lemak. Asupan berbagai zat gizi ini tidak boleh kurang ataupun berlebihan karena akan mempengaruhi proses fisiologi puasa.

Begitu pula dengan asupan cairan. Penuhi kebutuhan cairan Kamu dengan minum air putih setidaknya delapan gelas sehari. Cairan yang cukup bermanfaat untuk mencegah dehidrasi serta membantu ginjal agar tidak bekerja secara berlebihan.

Baca juga Dua Hari Libur, Rupiah Berpotensi Menguat Jelang Akhir Pekan

Dengan memahami metabolisme dan perubahan tubuh saat puasa, tentunya Kamu mampu memenuhi kebutuhan tubuh dengan cara yang tepat. Selamat berpuasa sehat!

^^Putri Nurul I

Sumber : Hellosehat.com