BERITA INSPIRA – Sepanjang pekan lalu rupiah merosot 1,6% melawan dollar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.130/ US$. Pelemahan tersebut menghentikan penguatan tajam dalam 4 pekan beruntun. Selama periode tersebut rupiah tercatat menguat hingga 4,7%, maka dari itu pelemahan pada pekan lalu bisa disebut menjadi koreksi yang wajar. Apalagi melihat kondisi eksternal yang masih dipenuhi ketidakpastian.
Pada minggu ini, risiko rupiah melemah lagi juga cukup besar begitu juga peluang penguatannya. Karena aka nada rilis data inflasi Amerika Serikat pada Selasa besok. Pasar tenaga kerja AS yang masih sangat kuat menjadi penyebab melemahnya nilai tukar rupiah pada pekan lalu.
Oleh karena itu, rilis data inflasi besok yang akan menentukan ekspetasi suku bunga The Fed pada tahun ini. Pasar akan Kembali melihat suku bunga The Fed tidak akan lebih dari 5% jika Kembali menurun, dan rupiah bisa Kembali menguat begitupun sebaliknya.
Pelaku pasar melihat puncak suku bunga The Fed sebesar 5% – 5,25% pasca rilis data tenaga kerja AS yang kuat. Akan tercapai pada Mei dengan probabilitas sebesar 72% berdasarkan perangkat FedWatch CME Group meskipun pada bulan lalu ini hanya sekitar 30% saja.
-Prise
Sumber: Paypal