BANDUNG INSPIRA – Proses pemilihan Paus ke-267 tengah berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, sejak Rabu (07/05/2025). Prosesi yang dikenal dengan sebutan konklaf ini merupakan momen penting bagi umat Katolik di seluruh dunia, karena akan menentukan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma sekaligus Kepala Negara Vatikan yang baru, menggantikan mendiang Paus Fransiskus.
Sebanyak 173 kardinal dari 71 negara hadir dalam konklaf ini. Dari jumlah tersebut, sekitar 130 orang merupakan kardinal elektor, para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun dan memiliki hak suara dalam proses pemilihan.
Salah satu tokoh yang ikut ambil bagian adalah Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Jakarta, yang telah berusia 74 tahun. Ia ditunjuk menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun 2019 dan kini memenuhi syarat untuk turut memberikan suara dalam pemilihan ini.
Sebelum konklaf dimulai, para kardinal telah mengikuti Kongregasi Umum ke-12 pada Selasa (06/05/2025), yang menjadi pertemuan terakhir sebelum dimulainya pemungutan suara. Kongregasi ini menjadi forum penting untuk berdiskusi dan menelaah tantangan gereja ke depan, serta mengenal lebih dekat para kandidat potensial.
Hingga hari ini, hasil pemungutan suara belum menunjukkan tanda-tanda terpilihnya paus baru. Kepulan asap hitam masih terlihat dari cerobong asap Kapel Sistina. Hal ini sebagai tanda bahwa belum ada calon yang berhasil memperoleh dukungan dua pertiga suara yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai Paus.
Pemilihan kali ini menjadi istimewa karena komposisi kardinal elektor menunjukkan peningkatan signifikan dari luar Eropa. Sebelumnya, sebagian besar Paus berasal dari negara-negara Eropa seperti Italia, Prancis, dan Jerman.
Paus sebagai orang yang memegang kekuasaan tertinggi bagi umat Katolik, sekaligus menjadi pemimpin negara Vatikan tentunya sangat dinanti-nantikan. Seluruh umat Katolik di dunia penasaran dengan sosok yang akan memimpin mereka ke depan. Pemimpin yang baru diharapkan mampu membawa semangat pembaruan serta menjawab berbagai tantangan global. (Deyvanes Nuruwe)**