BERITA INSPIRAKESEHATANNASIONAL

Angka Kematian Akibat DBD Masih Tinggi, Pemerintah Dorong Masyarakat untuk Vaksin DBD

BANDUNG INSPIRA – Lebih dari 50 persen korban dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah anak-anak. Untuk itu Pemerintah mendorong masyarakat agar segera di vaksin DBD sebagai langkah untuk melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit DBD.

Edukasi terhadap vaksin DBD pun diberikan pada rangkaian ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ yang diselenggarakan di Mall Paskal, Bandung, dengan menghadirkan beberapa kegiatan edukasi seputar DBD dan upaya pencegahannya dari tanggal 6-8 September 2024

Pada kesempatan tersebut, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Anas Ma’ruf mengatakan bahwa penyakit DBD masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat karena bisa menyebabkan kematian.

“Kita disini untuk mensosialisasikan penyakit yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia, karena penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Lebih dari 50 persen korbannya adalah anak-anak,” kata Anas saat kegiatan rangkaian ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ di Mall Paskal 23, Kota Bandung, Sabtu (7/9/)

Dia menjelaskan, semua pihak bertanggung jawab dalam berkontribusi dan berperan agar tidak terkena penyakit DBD. Salah satu y dilakukan oleh Kemenkes, lanjut Anas, pihaknya bertindak cepat dengan melakukan transformasi.

“Ini adalah ancaman yang bisa menurunkan usia angka harapan hidup kita. Kasus DBD pada tahun 2024 cukup meningkat tajam sampai pertengahan tahun. Mari kita edukasi masyarakat,” jelasnya.

“Bagaimana komitmen pemerintah daerah dan stakeholder dalam pencegahan DBD. Vaksin saat ini pemerintah sudah memberikan izin edar untuk vaksin DBD. Bisa digunakan untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat sekitar,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi menyampaikan bahwa di Jawa Barat kasus DBD ada 47 ribu kasus dengan angka kematian sekitar 280-an.

Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya untuk melakukan pencegahan penyakit DBD sejak dini.

“Langkah pencegahan DBD itu ada edukasi dan Gerakan 3M plus (menguras, menutup, mendaur ulang dan lakukan vaksinasi DBD),” ucap Vini.

Meski begitu, dia menyebut saat ini pemerintah belum bisa membayarkan untuk melakukan vaksin DBD.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur Takeda Innovative Medicine Andreas Gutnech menerangkan bahwa DBD adalah salah satu penyebab kematian kepada anak.

“Setiap kasus mengingatkan kita harus lebih waspada dan langkah bersama cegah DBD,” ujar Andreas.

Dia meminta masyarakat berperan aktif dalam meningkatkan pencegahan dan penyebaran kasus DBD. “Tidak ada pengobatan spesifik bagi DBD. Oleh karena itu, pencegahan adalah kunci,” tandasnya.

Seperti diketahui, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai dengan minggu ke-33 tahun 2024 adalah sebanyak 181.079 kasus dengan 1.079 kematian, lebih tinggi dibandingkan jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2023 yaitu 44.438 kasus DBD dengan 322 kematian.

Kota Bandung sendiri mencatatkan jumlah kasus DBD tertinggi pada periode yang sama dengan 46.594 kasus dan 281 kematian. Hal inilah salah satunya yang melatarbelakangi kegiatan ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ diselenggarakan di kota Bandung sebagai bagian dari upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya melakukan pencegahan DBD. Bandung menjadi kota ketiga
diselenggarakannya ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ setelah Surabaya dan Jakarta.**

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.