Perhiasan Emas Dinilai sebagai Lifestyle Investment, Bukan Sekadar Aksesori Mode
BANDUNG INSPIRA – Perhiasan emas dinilai memiliki nilai berbeda dibandingkan produk fesyen lain seperti tas atau sepatu yang langsung mengalami depresiasi begitu digunakan. Nilai perhiasan emas mengikuti pergerakan harga emas dunia sehingga meski dijual kembali dengan potongan tertentu, nilainya tidak serta-merta hilang. Hal ini menjadikan perhiasan kerap disebut sebagai lifestyle investment, terutama bagi perempuan yang ingin memadukan gaya hidup dengan perencanaan finansial.
General Manager The Palace Jeweler, Jelita Setifa, menyebut bahwa perhiasan emas memiliki karakter unik karena nilai yang melekat padanya tidak hilang sepenuhnya meskipun telah dipakai.
“Perhiasan itu bukan investasi murni, tetapi lifestyle investment. Kita beli telepon genggam hari ini, besok harganya turun. Namun dari semua atribut yang kita pakai, yang masih ‘menyelamatkan’ nilai adalah perhiasan,” ujar Jelita.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa membeli perhiasan emas sebagai bagian dari perencanaan gaya hidup tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Kesalahan yang kerap terjadi adalah pembeli tidak memahami kadar emas yang sebenarnya. Di pasaran, klaim kadar seperti 18 karat tidak selalu sesuai dengan kandungan emas yang terkandung di dalamnya. Tanpa transparansi, perhiasan yang seharusnya bernilai justru berubah menjadi barang konsumtif semata.
Karena itu, pemahaman mengenai asal-usul, kadar, dan keaslian perhiasan menjadi langkah penting sebelum melakukan pembelian. The Palace Jeweler menyatakan bahwa transparansi menjadi bagian dari pengalaman berbelanja di seluruh gerainya. Setiap perhiasan emas dilengkapi kadar yang jelas, bersertifikasi SNI, dan dapat diperiksa langsung melalui karatimeter tanpa merusak perhiasan. Pendekatan tersebut dinilai memberi rasa aman, khususnya bagi pembeli pemula.
Selain itu, perhiasan pre-loved juga dinilai dapat menjadi alternatif rasional ketika harga emas berada di posisi tinggi. Selisih harga yang lebih terjangkau dengan nilai emas yang tetap sama menjadi pertimbangan menarik. Meski begitu, aspek kepercayaan tetap menjadi hal utama. The Palace Jeweler menyebut hanya menerima perhiasan pre-loved maksimal hingga tangan kedua, melalui proses pembersihan, serta tetap transparan mengenai kadar emasnya. Dengan jaringan 84 gerai di 54 kota, konsumen juga memiliki fleksibilitas untuk melakukan penjualan kembali di cabang mana pun.
Bagi generasi muda yang ingin memulai, The Palace Jeweler menghadirkan koleksi Moela, yaitu perhiasan berlian dengan desain simpel bergaya Korea. Koleksi ini dirancang mudah dipadupadankan, nyaman digunakan sehari-hari, serta relevan untuk berbagai gaya. Dengan harga mulai dari Rp888 ribu, Moela diharapkan menjadi pintu masuk yang realistis bagi perempuan yang ingin menjadikan perhiasan bukan sekadar tren, melainkan bagian dari lifestyle investment yang memiliki nilai berkelanjutan.(Fahmi)**
Sumber Foto: Treasury


