Menteri Luar Negeri RI Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand–Kamboja di Kuala Lumpur
BANDUNG INSPIRA – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dijadwalkan menghadiri pertemuan khusus ASEAN di Kuala Lumpur hari ini, Senin (22/12/2025) untuk membahas upaya penyelesaian konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Informasi tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada Jumat (19/12).
“Menteri Luar Negeri RI rencananya akan ke Kuala Lumpur untuk menghadiri pertemuan khusus ASEAN terkait Thailand–Kamboja pada tanggal 22 Desember,” ujar Juru Bicara Kemlu RI, Yvonne Mewengkang, dalam temu media di Jakarta.
Pertemuan yang dipimpin Malaysia selaku Ketua ASEAN tersebut akan membahas perkembangan situasi serta eskalasi ketegangan yang kembali meningkat di perbatasan kedua negara. Yvonne menegaskan kehadiran Menlu RI mencerminkan komitmen Indonesia dalam mendorong penyelesaian damai serta stabilitas kawasan.
Meski demikian, ia menyatakan belum dapat memastikan hasil yang akan dicapai dalam forum tersebut. “Semua tergantung pada pembahasan para menteri luar negeri ASEAN di Kuala Lumpur nanti,” tuturnya.
Ketegangan Thailand–Kamboja sebenarnya sempat mereda setelah tercapai kesepakatan gencatan senjata pada pertengahan tahun ini. Namun, situasi kembali memanas sejak awal Desember ketika kedua negara saling menuduh melakukan pelanggaran kesepakatan. Sebelumnya, kedua pihak telah menandatangani perjanjian damai di sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur pada Oktober lalu, namun implementasinya tertunda setelah sejumlah tentara Thailand mengalami luka berat akibat ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan.
Meski sempat ada dorongan internasional untuk meredakan ketegangan, bentrokan di lapangan masih terjadi dan menimbulkan korban jiwa. Thailand melaporkan setidaknya 21 tentara dan 16 warga sipil tewas, sementara Kamboja mencatat 18 kematian dan 78 korban luka. Pada Kamis (18/12), ribuan warga Kamboja bahkan turun ke jalan menuntut kedua pihak menghormati gencatan senjata.
Melalui pertemuan khusus ASEAN ini, diharapkan akan muncul langkah konkret yang dapat mendorong kedua negara menahan diri, mematuhi kesepakatan yang telah dibuat, serta membuka ruang dialog untuk penyelesaian jangka panjang demi menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara. (Fahmi)**
Sumber Foto: Kementerian Kehutanan


