Erwin Ajak UMKM Bandung Cerdas Kelola Keuangan, Dinas Koperasi Perkuat Dukungan Lewat Bandung Fair 2025
BANDUNG INSPIRA – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat literasi keuangan dan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar semakin tangguh menghadapi tantangan ekonomi digital.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan dan arahan pada Kegiatan Literasi Keuangan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Bandung, bersama sejumlah mitra, di Bandung.
Dalam arahannya, Erwin mengapresiasi langkah Dinas Koperasi yang terus mendorong edukasi keuangan di masyarakat. Menurutnya, literasi keuangan menjadi bekal penting agar masyarakat dan pelaku usaha tidak mudah terjerat pinjaman online ilegal maupun praktik rentenir.
“Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2024, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 66,46 persen. Artinya, masih banyak yang belum memahami cara mengelola keuangan dengan baik,” ujar Erwin.
Ia mengingatkan, kesalahan dalam mengatur keuangan dapat berdampak pada masalah sosial hingga rumah tangga.
“Jangan sampai mudah pinjam sana-sini. Akhirnya stres, rumah tangga berantakan, bahkan sampai perceraian. Literasi keuangan ini penting supaya kita bisa menghindari hal-hal seperti itu,” pesannya.
Erwin menegaskan, pelaku UMKM harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan mengelola usaha secara berkelanjutan.
“Niatkan usaha ini bukan hanya untuk mencari rezeki, tapi juga sebagai ibadah. InsyaAllah kalau diniatkan lillah, usahanya akan dimudahkan dan berkah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, Budhi Rukmana, menjelaskan bahwa kegiatan literasi keuangan ini menjadi bagian dari rangkaian program dukungan Pemkot Bandung terhadap pengembangan UMKM, salah satunya melalui Bandung Fair 2025.
“Alhamdulillah, Dinas Koperasi dan UKM menggagas Bandung Fair 2025. Ruhnya adalah kolaborasi baik antarperangkat daerah maupun dengan pihak swasta. Karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” tutur Budhi.
Budhi menyebut, Bandung Fair 2025 menghadirkan beragam kegiatan mulai dari kuliner, fashion, olahraga, hingga seni budaya, sebagai wadah promosi dan pemasaran bagi pelaku UMKM.
“Ada sekitar 90-an stand yang ikut, terdiri dari kuliner, fashion, dan food truck. Semua berkolaborasi untuk menampilkan produk terbaik warga Kota Bandung,” ujarnya.
Selain memfasilitasi pemasaran offline melalui berbagai event, Dinas Koperasi juga terus memperkuat ekosistem digital UMKM.
“Kami sudah mulai memasukkan produk UMKM ke e-katalog dan Bela Pengadaan. Bagi yang sudah punya NIB bisa ke e-katalog, sementara yang belum bisa lewat Bela Pengadaan. Jadi semua punya akses,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemkot Bandung juga telah meluncurkan platform digital “Marema” (Maju Sareng Digital Marketing Utama) sebagai wadah promosi online bagi pelaku UMKM. Program tersebut kini sedang dikembangkan melalui roadshow dan pelatihan di 30 kecamatan.
“Melalui Marema, UMKM dilatih bisnis online, cara upload produk, dan pemanfaatan e-katalog. Ini bentuk komitmen kami agar UMKM Bandung semakin melek digital,” kata Budhi.
Dengan berbagai langkah tersebut, Pemkot Bandung berharap literasi keuangan dan digitalisasi dapat berjalan beriringan, menjadikan pelaku UMKM semakin mandiri, berdaya saing, dan menjadi penggerak utama ekonomi kota. (Syahra)**
Foto: Syahra


