Selamat Jalan Acil Bimbo: Suara yang Menjadi Napas Zaman
DUKA menyelimuti Bandung Senin (1/9/2025) malam. Menjelang tengah malam, pesan di WhatsApp Group menyebar cepat, mengabarkan kepergian Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah, atau Acil Bimbo, seorang musisi yang suaranya telah mengisi hati banyak generasi.
Ya, Acil Bimbo wafat pada usia 82 tahun di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) pukul 22.22 WIB. Kepergian sosok yang selama puluhan tahun menjadi bagian dari harmoni grup musik legendaris Bimbo ini meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi dunia musik dan kebudayaan nasional.
Sejak awal bergabung dengan grup vokal legendaris Bimbo, Acil telah menjadi bagian dari cerita musik Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Suaranya —halus, dalam, dan penuh penghayatan— membawa pendengar dari panggung ke ruang hati. Lagu-lagunya tak hanya dinikmati, tapi dirasakan, mengisi momen-momen sederhana hingga peristiwa besar dalam kehidupan sehari-hari.
Bersama Sam, Jaka, dan Iin Parlina, ia membentuk harmoni yang tak hanya indah secara musikal, tetapi juga sarat makna. Lagu-lagu Bimbo seperti Sajadah Panjang, Tuhan, hingga Ada Anak Bertanya pada Bapaknya telah menjelma menjadi doa kolektif bangsa, pengingat spiritual, sekaligus kritik sosial yang elegan. Kolaborasi dengan penyair Taufiq Ismail melahirkan karya-karya monumental yang merekam denyut sejarah bangsa.
Di balik panggung, Acil dikenal rendah hati. Ia bukan orang yang mengejar ketenaran, namun pengabdiannya terhadap musik dan masyarakat membuatnya menjadi ikon sejati. Aktivitas sosialnya, dari membina LSM hingga ikut berbagai kegiatan budaya, menunjukkan bahwa musik bagi Acil selalu terkait dengan kehidupan, bukan sekadar panggung.
Kepergian Acil Bimbo mungkin meninggalkan keheningan, tapi suara dan pesan yang ia tinggalkan akan terus hidup. Setiap nada yang mengalun dari lagu-lagu Bimbo adalah warisan harmoni yang menghubungkan generasi, dari mereka yang tumbuh bersamanya hingga generasi muda yang masih menemukan pesan moral melalui musiknya.
Acil Bimbo telah pergi, namun suara itu tidak pernah padam. Seperti senja yang selalu kembali setelah hari, musik dan nilai yang ia sebarkan akan terus menemani setiap langkah orang yang pernah mendengarnya. Selamat jalan Acil Bimbo. Semoga kebaikanmu diterima di sisi-Nya, dan setiap lagu yang kau tinggalkan menjadi doa yang terus bergema.***


