Phinisi di Tengah Karnaval: Cerita Wisata #DiIndonesiaAja di Panggung Kemerdekaan
BANDUNG INSPIRA – Suasana ibu kota tak hanya dipenuhi kibaran merah putih, tetapi juga riuh rendah karnaval yang merayakan ulang tahun ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8/2025).
Dari Monas hingga Semanggi, warga berjejer di tepi jalan, menyambut iring-iringan mobil hias yang menampilkan ragam budaya Nusantara.
Di antara keramaian itu, sebuah mobil karnaval menarik perhatian banyak pasang mata. Mobil tersebut bukan sekadar kendaraan, melainkan sebuah “kapal” raksasa yang menyerupai Phinisi—ikon kebanggaan warisan budaya maritim Indonesia sejak abad ke-14.
“Phinisi ini melambangkan semangat menjelajah dan kesiapan Indonesia untuk mengarungi masa depan lewat pariwisata yang berkualitas,” ujar Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, dalam keterangan resminya.
Tema besar yang diusung Kementerian Pariwisata kali ini adalah “Berwisata #diIndonesiaAja, Lestarikan Alam dan Budaya Indonesia untuk Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan.” Bukan sekadar ajakan berlibur, melainkan pesan kuat tentang menjaga kekayaan negeri untuk generasi emas 2045.
Tak hanya dekorasi memikat, mobil karnaval ini juga menampilkan penari cilik yang membawakan tarian “Pacu Jalur”. Gerakan mereka yang lincah seolah menghadirkan suasana lomba dayung tradisional dari Riau ke jantung ibu kota.
Bagi penonton, tarian itu bukan hanya hiburan, melainkan undangan untuk menyaksikan langsung Pacu Jalur pada 20–24 Agustus 2025 di Kuantan Singingi.
Selain itu, parade ini juga membawa pesan dari desa wisata. Melalui program “Koperasi Merah Putih” hingga wisata edukasi untuk Sekolah Rakyat, Kementerian Pariwisata ingin menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata sejatinya adalah membangun dari akar: desa, masyarakat, dan budaya.
Sorak sorai penonton semakin riuh saat dua sosok anggun melambaikan tangan dari atas Phinisi. Putri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri, dan Putri Indonesia Pariwisata 2025, Salma Ranggita, hadir sebagai duta bangsa.
Senyum mereka seakan menyampaikan pesan sederhana: pariwisata bukan sekadar jalan-jalan, melainkan cara mencintai negeri.
Kehadiran keduanya menegaskan bahwa promosi wisata bukan hanya urusan pemerintah, melainkan panggilan bagi generasi muda untuk bangga, menjaga, dan mempromosikan kekayaan alam serta budaya Indonesia ke panggung dunia.
Dengan 63 persen wilayah Indonesia berupa lautan, pesan yang dibawa Phinisi terasa kian kuat. Menjelajahi Indonesia berarti tak hanya menapak di tanahnya, tetapi juga mengarungi lautannya.
Kementerian Pariwisata menjadikan wisata maritim sebagai salah satu fokus utama. Dari Sabang hingga Merauke, dari Raja Ampat hingga Labuan Bajo, laut adalah halaman depan yang siap menyambut dunia.
Di tengah hiruk pikuk karnaval, kapal Phinisi di atas roda itu tak hanya jadi tontonan. Ia adalah simbol perjalanan panjang Indonesia menuju pariwisata yang inklusif, berdaya saing global, dan tetap berakar pada budaya serta alam. (Tim Berita Inspira) **
Keterangan Foto:
Truk Kementerian Pariwisata yang dihias menjadi kapal phinisi melintas di hadapan masyarakat dalam Pesta Rakyat yang digelar di Jakarta, Minggu (17/8/2025). (Foto Kementerian Pariwisata)


