BANDUNG INSPIRA – Tenyata banyak daerah mengkonsumsi minyak goreng tertinggi di Indonesia bukan berasal dari Pulau Jawa. Dikutip dari CNBCIndonesia.com berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, daerah yang mengkonsumsi minyak goreng tertinggi per kapita dalam per minggu didominasi oleh wilayah Riau dan Papua.
Puncak Jaya tercatat masyarakatnya merupakan konsumsi minyak tertinggi, yakni 401 mililiter per kapita dalam per minggu, disusul oleh Kepulauan Anambas mencapai 395 mililiter. Konsumsi ini jauh di atas rata-rata nasional sebesar 222 mililiter per kapita dalam per minggu.
Tingginya Masyarakat dalam konsumsi minyak goreng diduga dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat dalam mengolah makanan dengan cara menggoreng. Selain itu, keterbatasan akses terhadap alternatif minyak yang lebih sehat atau mengetahui metode memasak seperti memanggang dan merebus menjadi faktor pendorong dalam tingginya konsumsi minyak di daerah tersebut.
Dengan kebutuhan konsumsi yang tinggi, lonjakan harga minyak goreng belakangan ini juga sering terjadi. Membuat tantangan bagi masyarakat, terutama di daerah dengan tingkat konsumsi yang besar. Tingginya harga minyak berdampak pada ekonomi rumah tangga dan usaha-usaha kecil yang bergantung pada minyak goreng dalam proses produksi.
Saat ini harga minyak curah dibanderol hingga Rp.22.000 per liter. Sebelumnya, harga minyak mengalami sedikit kenaikan sebesar Rp.20.000 per liter pada Desember 2024. Pada bulan November 2024, harga minyak sempat berada di Rp 17.000 per liter.
Berdasarkan data Refinitiv, kontrak komoditas crude palm oil (CPO) yang berakhir tiga bulan ke depan atau Mei 2025, sepanjang tahun lalu meningkat sebesar 19,54%. Sejak awal 2025 hingga perdagangan, membuat harga minyak kelapa sawit mengalami peningkatan. harga CPO terpantau naik moderat hingga sebesar 1,30%. Saat ini, harga CPO bertengger di MYR 4.508 per ton dengan penguatan sejak pembukaan sebesar 0,42%.
Kondisi ini diharapkan Masyarakat dapat mulai melakukan cara memasak yang lebih sehat dalam mengolah makanan dan mengurangi jumlah pengeluaran untuk konsumsi minyak goreng secara lebih bijak. (Dista Amelia)**
