BANDUNG INSPIRA – Delapan tahun sudah berdiri kokoh, Teras Cihampelas menjadi sorotan publik dengan awal mula keindahan yang memikat dan tuai pujian dari berbagai pihak kini kondisinya memprihatinkan. Dengan menariknya fasilitas yang disuguhkan Teras Cihampelas berhasil memikat para masyarakat untuk berkunjung pada masanya.
Kilas balik Teras Cihampelas ini merupakan salah satu ikon wisata di Kota Bandung. Kawasan ini dulunya pusat perdagangan tradisional pagi para warga sehingga pemerintah melakukan perubahan untuk menciptakan kenyaman masyarakat dengan alih-alih membangun Teras Cihampelas. Pembangunan Teras ini rampung pada tahun 2017 pada masa Ridwan Kamil menjabat sebagai Walikota Bandung.
Membentang sepanjang 700 meter diatas jalan Cihampelas yang bertujuan untuk relokasi para pedagang kaki lima ke atas pedestrian Teras ini dengan konsep Skywalk. Tak hanya itu dengan adanya proyek ini pemerintah berharap bisa mengatasi masalah kemacetan yang ada di wilayah ini. Namun fungsinya tidak berselang lama dan pada beberapa tahun kebelakang semakin ditinggalkan oleh para pedagang.
Dengan ditinggalkannya oleh para pedagang membuat kondisi semakin sepi dan tidak terawat. Hal ini membuat fasilitas yang ada menjadi objek vandalisme dari orang yang tidak bertanggung jawab. Dalam pantauan tim inspira ke lokasi pada Senin (03/02/2025) terlihat suasana yang kumuh, kotor, terlihat di beberapa sudut tumpukan sampah dan terpampang jelas tulisan dan coretan vandalisme.
Tak hanya itu fasilitas tempat duduk yang kian rusak dimakan waktu karena tidak terawat dinilai harus menjadi bahan acuan pengamanan dengan kondisi yang berada di ketinggian. Hal ini membuat Teras Cihampelas dijadikan tempat berkumpulnya orang-orang untuk berbuat yang tidak senonoh. Dalam pantauan tim Inspira terlihat maraknya bekas botol minuman keras di beberapa sudut.
Pemerintah kota belum ada buka suara dalam melihat kondisi Teras Cihampelas ini, waktu yang kian lama dikhawatirkan akan menjadi sumber bahaya bagi pengendara yang ada dibawahnya. Harapannya mega proyek ini bisa difungsikan kembali menjadi pusat wisata yang baik dan bisa dimanfaatkan oleh para Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di Kota Bandung. (Ari Abdul Basit)**
