BANDUNG INSPIRA – Tari tradisional merupakan ragam seni dan budaya daerah yang menjadi warisan turun temurun. Keindahan gerak tubuh, cerita yang tersirat dalam pementasan, tata rias, kostum, hingga musik pengiring, selalu menjadi daya tarik dalam menikmati seni tari. Wilayah Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya akan kebudayaan. Dan salah satu budaya yang tidak dapat dipisahkan dari Jawa Barat adalah seni tari. Salah satu seni tari yang populer adalah tari boboko mangkup.
Tari Boboko Mangkup merupakan representasi ketahanan pangan. Tarian yang dipentaskan oleh grup lintas generasi ini melambangkan tentang ketahanan pangan.
Selain karena filosofinya, tarian ini juga terdapat makna dan maksud di belakangnya. Tari boboko mangkup biasa dipentaskan oleh para penari untuk mengisi acara-acara hiburan, hajatan, atau upacara menyambut tamu kehormatan.
Seperti yang dilakukan mahasiswa jurusan Antropologi Budaya ISBI Bandung yang menggelar kegiatan Ngaguyub, sebuah proyek inovasi serta kesenian lain yang berkolaborasi dengan Kompepar (Kelompok Penggerak Pariwisata) Kampung Giri Harja dan SMP Al-Qanaah Kelurahan Jelekong, Kab. Bandung pada Selasa (10/11/2024).
Rizqy Hamdika, Ketua Pelaksana acara mengaku alasan ia mengambil kegiatan ini ialah agar anak-anak mengenal dan melestarikan kembali kesenian dari lingkungan mereka sendiri.
“Sebelum acara ini ada ngobrol bareng Kompepar Giri Harja dan ternyata mereka ada paket wisata workshop wayang suket yang semenjak covid semua off, bidang pariwisata di daerah ini off sampai sekarang udah nggak ada lagi. Nah hal itu juga yang membuat kami tertarik untuk membantu menaikkan lagi pariwisata ini,” lanjutnya.
Dirinya juga membeberkan bahwa dalan kegiatan ini nantinya akan ada penampilan tari boboko mangkup.
“Iya, nanti kita juga ada penampilan tari boboko mangkup, itu mereka bawa properti bakul nasi yang bahan bakunya dari rotan anyaman juga kan. Kita sengaja ambil itu karena masih ada kaitannya kan sama bahan baku wayang suket yang dari jerami,” ungkapnya.
Selain kegiatan utamanya yang memfokuskan dalam proyek dan workshop pembuatan wayang suket, Rizqy dan teman-teman juga melibatkan siswa SDN Giri Harja untuk menampilkan tarian boboko mangkup yang masih memiliki relevansi dengan bahan baku (jerami) wayang suket.
Tarian Boboko Mangkup yang dibawakan siswa SDN Giri Harja ini ditampilkan 3 orang penari yang masing-masing penari membawa bakul nasi yang berbahan rotan anyaman.
Filosofi yang tersirat dalam pementasan tari boboko mangkup terlihat dari posisi boboko saat ditampilkan. Ketika boboko telah terisi oleh nasi, maka hal tersebut melambangkan tentang keberlangsungan hidup yang berjalan baik. Namun jika boboko dalam posisi mangkub atau tertelungkup, itu menggambarkan kehidupan dan kondisi masyarakat yang sedang mengalami masa sulit.
Saat tarian ini dimainkan, siswa SMP Al-Qanaah duduk terdiam dan sesekali tersenyum melihat gerakkan demi gerakkan yang dimainkan para penari.
Lebih lanjut, Dani selaku Sekretaris Kelurahan Jelekong mengaku sangat bersyukur adanya kegiatan ini.
“Kegiatan ini sangat membantu sekali untuk kedepannya meningkatkan seni dan budaya khususnya di kelurahan Jelekong, ya tentunya” harapnya. (Lailatul Latifah)**