BANDUNG INSPIRA – Mengangkat tema kearifan lokal, SMPN 14 Bandung menggelar acara penutupan program P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) 2024/2025, Senin (18/11/2024). Acara penutupan dihadiri langsung oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung.
Melalui Program P5, peserta didik dikenalkan dengan beragam tema dan isu yang ada di sekeliling mereka. Pada kesempatan tersebut, SMPN 14 Bandung mengambil tema ‘Kearifan Lokal’ untuk menguatkan karakter dan cinta budaya Jawa Barat khususnya Kota Bandung kepada para siswa sejak dini.
“Program P5 yang digelar tahun ini menampilkan nuansa budaya. Karena budaya lokal kalah dengan budaya luar, sementara budaya lokal audah mulai terpinggirkan. Untuk itu, SMP Negeri 14 Bandung ini menggalakan cinta budaya dan karakter yang ingin ditampilkan di dalam budaya Jawa Barat,” kata Yusuf selaku Pengawas Dinas Pendidikan Kota Bandung kepada tim Inspira (18/11/2024).
Selain itu, ia juga memaparkan, Program P5 tahun ini masih dalam kategori hasil pembinaan dari Dinas pariwisata ke tingkat sekolah. Dan hasil pembinaannya berupa hasil karya anak-anak murid seperti pencak silat, tarian tradisional dan kreasi kearifan lokal lain.
Sementara itu, Disbudpar juga memiliki program yang masih berkesinambungan, yakni program ‘Nyeni di Sakola’. “Kalau Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu kebetulan programnya agak sedikit berbeda, tetapi masih nyambung yaitu program Nyeni di Sakola, dan masih ada dalam satu rangkaian program. Program ini lebih di khususkan kepada kebudayaannya yaitu seni tradisi Sundanya” ungkap Ratna selaku Kabid Disbudpar.
Kegiatan yang dilakukan selama 2 minggu ini, berjalan lancar dengan adanya Disbudpar yang turut membantu dan murid-murid yang berhasil mencapai aspek-aspek P5 hingga maksimal.
Sementara itu, berkaitan dengan tema ‘Kearifan Lokal’, Ani Susana selaku Kepala Sekolah SMPN 14 Bandung mengungkapkan, anak-anak yang turut serta mengikuti program ini berorientasi pada indikator proses yang dilakukan bukan hasilnya.
Seperti diketahui proyek yang dibuat murid-murid kelas 7 merupakan makanan tradisional, kelas 8 produk sablon baju dengan model dan design kebudayaan Jawa Barat dan kelas 9 yang memanfaatkan bahan limbah baju atau kain untuk didaur ulang.
“Jadi mereka bikin video dengan mewawancarai narasumber. Mereka melihat bagaimana proses pembuatan dan mempraktekannya. Jadi yang menjadi tujuan anak-anak, kemandiriannya bertambah kemudian insisatif, tanggung jawab, gotong royong yang jelas yang menjadi aspek-aspek di P5 itu akan di upayakan maksimal, itu bisa bertambah dan terbentuk dalam program P5,” ungkapnya.
“Alhamdulillah semuanya lancar dan kami kepala sekolah dan disbudpar yg memungkinkan kegiatan ini diselenggarakan,” sambungnya lagi seraya menutup perbincangan. (Lailatul Latifah)**