BERITA INSPIRADAERAH

Gandeng 4 Kampus, KPID Jawa Barat Expose Hasil Riset Penyiaran

BANDUNG INSPIRA – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Barat menggelar ekspose hasil riset tahun 2024 bersama 4 kampus, Politik Penyiaran di Jawa Barat pada Selasa (05/10/24). Kegiatan Ekspose Hasil Riset Tahun 2024 Politik Penyiaran di Jawa Barat tahun ini mengusung tema “Mewujudkan Penyiaran Berkeadilan”.

Dalam riset kali ini KPID menggandeng 4 kampus di Jawa Barat untuk membedah, dan mengkaji berbagai persoalan penting penyiaran yang ada di Jawa Barat. Ke empat Universitas tersebut diantaranya, Universitas Padjajaran, Universitas Pasundan, Universitas Muhammadiyah Bandung dan Universitas Pakuan.

Adiyana Slamet selaku Ketua KPID Jabar,  di sela sela kegiatan ekspose menjelaskan, dari hasil penelitian bertajuk Analisis Minat Penggunaan Platform Media di Jawa Barat yang dilakukan Unpas, dengan melibatkan 6 kluster masyarakat yakni, Megapolitan, Priangan Barat, Priangan Timur, Bandung Raya, Cirebonan, dan Kerawang yang terdiri dari 3 generasi meliputi generasi X, Y dan Z, didapati bahwa generasi X dan Y masih menjadikan TV dan Radio sebagai sarana hiburan dan sumber informasi terpercaya untuk kehidupan sehari-hari.

Selaras dengan tujuan KPID Jabar untuk memperkokoh integrasi nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk tercapainya yakni melalui penguatan-perbuatan kajian, salah satunya pemaparan hasil penelitian kajian dalam rangka memperbaiki tata kelola penyiaran di Jawa Barat.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh salah satu anggota KPI Pusat, Mimah Susanti yang turut hadir dalam kegiatan ini untuk didukung dan diapresiasi penuh. “KPI pusat mengapresiasi hasil riset 2024 yang dilakukan oleh KPID Jawa Barat.  Riset ini penting buat database dan bukti bahwa memang ada perhatian masyarakat terhadap keberadaan media sosial dan penggunaanya pada hari ini penetrasinya sudah 79% dr jumlah masyarakat di Indonesia. Maka butuh perhatian lebih,” ungkapnya.

“KPI diberi wewenang untuk mengawasi hasil-hasil riset soal media baru dan juga media konvensional ini bisa dijadikan database masyarakat bisa melihat bahwa dampak media bisa positif dan negatif” lanjutnya.

Kemudian dalam hasil riset Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan, menunjukkan pergeseran pola konsumsi media yang signifikan. Generasi X cenderung memilih platform YouTube, generasi Y masih mengandalkan televisi untuk informasi dan hiburan. Generasi Z, di sisi lain, didominasi oleh pengguna OTT seperti Netflix. Dalam pola konsumsi hal ini generasi X, Y, Z menunjukkan kecenderungan penggunaan sosial media internet.

Adiyana mengungkapkan bahwa kebanyakkan hasil responden mengatakan negara harus hadir mengawasi konten-konten berbasis internet. Hasil research yang diinginkan dikhawatirkan berbahaya dan harus diatur oleh negara dan jadi catatan untuk masalah ekologi, lembaga penyiaran dalam pilkada, sistem siaran dan lainnya.

Ia juga mengungkapkan dalam perlindungan negara dan sikap adaptif yang dimiliki di sini adalah negara. Karena dengan perkembangan teknologi, instrumen negara sudah dibuat untuk melindungi negara dan warga negaranya secara kognitif.

Konten-konten berbasis internet pun harus diawasi negara, sehingga negara berkewajiban untuk melindungi. Bukan hanya batas teritori, tapi juga kognisi masyarakat terutama kelompok rentan perempuan dan anak-anak yang turut serta dilindungi. (Lailatul/Halfa)**

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.