BANDUNG, INSPIRA – Pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, mengumumkan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi di Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait pembangunan jalur kereta api di wilayah Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa-Sumatera tahun anggaran 2018-2022, Kabiro Investigasi MGP, Agus Satria juga meminta agar KPK RI melanjutkan pengusutan proyek Balai Perketapian Teknik Bandung.
“Semoga KPK RI lanjut ya dengan mengusut tuntas korupsi di DJKA dan proyek di Balai Teknik Perketapian Jawa Barat,” kata Agus.
Menurutnya, tindak pidana KKN yang terjadi cukup fantastis karena berkaitan dengan anggaran puluhan milyar rupiah.
“Itu kan nilai pagu anggarannya besar-besar ya, yang saya tahu itu ada tiga paket untuk tiga perusahaan. Nilainya diatas 70M itu,” ujarnya.
“Kami berharap jangan berhenti usut sampai tuntas karena ini diduga kuat sudah lama ya,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekjen Aktivis Anak Bangsa, Dena Hadiyat menuturkan, bahwa kasus suap di tubuh Kementerian Perhubungan tersebut menjadi hal yang kronis dan harus segera diberantas.
“Kasus suap ini sudah sangat darurat terjadi di Indonesia khususnya di wilayah Jabar, dimana mana terjadi suap, maka dari itu kami dari Aktivis Anak Aangsa akan menggelar aksi perihal kasus suap perkeretaapian terbaru ini,” kata Dena Hadiyat.
Dena menyampaikan, pihaknya akan terus memantau sampai kasus suap tersebut ini terselesaikan.
“Kami tentu akan kawal terus, dan para tersangka saat ini harus dijebloskan ke penjara, kami akan pastikan itu,” tegas Dena.
Dirinya menambahkan, kasus Ini menandakan bahwa memang di Jawa Barat mengalami penurunan moral.
“Ini membuktikan bahwa disini (Jabar) itu sedang tidak baik-baik saja, banyak kasus proyek pekerjaan Pemerintah sudah di kondisikan lelangnya dan salah satunya kasus suap perkeretaapian saat ini,” kata dia.
“Kami akan mengajak para mahasiswa dan pemuda untuk menggelar aksi bahwa Jawa Barat yang kita cintai darurat KKN,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, KPK telah menangkap dan menetapkan 12 tersangka kasus tersebut. Total tersangka sejauh ini berjumlah 14 orang. Mereka dibagi ke dalam kluster penerima dan pemberi suap. *(roska)
