BANDUNG BARAT, INSPIRA – Tim Jelajah Mesjid Nusantara (JMN), Yayasan Mesjid Nusantara (YMN) menggelar peletakan batu pertama pembangunan mesjid di Kampung Ciharendong, RT.03 RW.04 Desa Bunijaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (12/11/2023).
Pembangunan mesjid di daerah pelosok Bandung Barat ini dipilih untuk merelokasi mesjid Al-Barokah yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Bangunan berupa rangka kayu, papan semen dan atap genteng telah lapuk dimakan usia hingga nyaris roboh. Saat turun hujan warga khawatir bangunan roboh sehingga kegiatan keagamaan hanya dilakukan saat cuaca bagus.
Abah Dede (57), salah seorang tokoh kampung Ciharendong mengatakan, mesjid Al-Barokah berukuran 6×5 meter sudah berusia puluhan tahun. Mesjid ini dibangun swadaya masyarakat dan rangka kayu sudah lapuk dimakan rayap, plafon juga hancur diterpa air hujan dari atap yang bocor.
“Mesjid Al-Barokah ini sudah tidak aman, bagian dinding dari kayu sudah lapuk termakan rayap, bagian atap juga sudah bocor, mau kita perbaiki khawatir malah roboh,”ungkap Abah Dede disela acara.
Mesjid ini menjadi satu-satunya tempat kegiatan ibadah warga mulai dari shalat berjamaah, pembelajaran anak ba’da magrib, pengajian mingguan dan kegiatan hari besar Islam.
“Mesjid ini dibangun swadaya warga, dindingnya dari GRC dan rangka kayu. Dengan kondisi saat ini kegiatan keagamaan warga hanya dilakukan jika cuaca sedang tidak hujan, kalau hujan bocor dan khawatir roboh menimpa jamaah. Kalau untuk membangun warga juga bingung,”katanya.
Warga berharap bisa memiliki mesjid yang lebih nyaman dan aman, karena mesjid terdekat berjarak 2 kilometer dari kampung Ciharendong melalui perkebunan Teh dan persawahan.
“Warga juga ingin memperbaiki, tetapi kalau mengandalkan swadaya belum mampu,”katanya.
Ketua RT setempat, Hasan (35) menerangkan, kampung Ciharendong dihuni 52 Kepala Keluarga (KK) dengan 150 jiwa. Perkampungan terletak di tengah perkebunan teh Montaya.
Mayoritas mata pencaharian warga petani Sereh Wangi, pendapatan mereka tidak menentu apalagi dengan harga jual minyak sereh yang sangat minim.
“Kalau untuk membangun mesjid warga belum mampu, untuk kebutuhan sehari-hari saja masih kurang,”katanya.
Secara geografis kampung Ciharendong berada di tengah perkebunan Montaya berjarak 8 kilometer dari kantor kecamatan Gununghalu. Melintasi gunung Datar Nangka, akses jalan masih berbatu melalui beberapa bukit terjal.
“Ada dua akses jalan, jika melalui jalan perkebunan 8 kilometer, tapi kalau jalan memutar bisa 16 kilometer ke kantor kecamatan Gununghalu,”terang dia.
Direktur YMN, Pras Purworo menjelaskan, sejak 2012 pihaknya telah memperbaiki dan membangun 84 masjid di pelosok Indonesia dengan total donasi Rp 11,2 miliar.
Dipilihnya relokasi mesjid Al-Barokah di pelosok Bandung Barat karena bangunan yang ada saat ini cukup memprihatinkan.
Padahal, mesjid ini keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat untuk kegiatan ibadah dan pengajaran anak-anak.
“Kami berencana merelokasi bangunan mesjid ke lokasi yang baru setelah Abah Dede mewakafkan tanahnya, Insha Alloh bangunan mesjid baru berukuran 9×9 meter, sehingga bisa digunakan Shalat Jum’at,”ujar dia.
Pras berharap, rencana pembangunan mesjid menggugah budaya gotong royong warga serta meningkatkan minat warga untuk memakmurkan mesjid.
“Tim sudah memulai pembangunan, dalam waktu dua bulan mungkin bangunan mesjid baru sudah berdiri dan memberi kenyamanan warga untuk beribadah,”tandasnya. *(trijunari)