BERITA INSPIRA – Masih ingatkah kamu dengan kasus ibu Masriah yang menyiram tinja dan air kencing ke rumah tetangganya? Masriah menyiram tinja dan air kencing ke rumah tetangganya yang bernama Ibu Wiwik sejak 2017
Namun, kasus Ibu Masriah sudah ditindaklanjuti oleh pihak kepolosian dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ibu Masriah sudah sempat dipenjara selama 1 bulan. Ibu Masriah ditetapkan bebas dengan syarat.
Setelah dibebaskan dari penjara, Ibu Masriah tidak kapok dan kembali beraksi dengan memasang batu besar di depan rumah Ibu Wiwik dengan tujuan mengganggu renovasi rumah Ibu Wiwik yang dahulu merupakan rumah ibunya yang kini sudah dijual oleh adiknya.
Tahukah kamu bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Ibu Masriah tentunya sudah pasti mengganggu kenyamanan Ibu Wiwik dana tetangga lain. Bau tidak sedap datang dari tinja dan air kencing yang disiram oleh Ibu Masriah tentunya mengundang kuman dan penyakit.
Dalam kehidupan sosial sudah seharusnya kita saling menghargai satu sama lain terutama antar tetangga. Bagimana cara hidup rukun dan damai serta? Yuk simak informasi berikut untuk mengetahui adab bertetangga :
Dalil bertetangga yang baik dan benar sebagai berikut
“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” (HR at-Tirmidzi).
Dari dalil di atas menganjurkan untuk baik terhadap sesama tetangga. Untuk membangun kerukunan dan persatuan di antara tetangga, diperlukan akhlak dan perilaku yang sesuai. Dan agama Islam pun mengajarkan adab bertetangga yang bisa diterapkan oleh umat muslim.
Lalu, bagaimana untuk adab bertetangga yang baik? Yuk simak informasi berikut!
Dikutip dari detikhikmah ada 4 adab bertetangga yang diperintahkan di Agama Islam.
- Menghormati dan menghargai tetangga
Apabila hendak menjual atau menyewakan bangunan yang menempel dengan rumah tetangga, hendaknya untuk menawarkan dan berkonsultasi kepada tetangga terlebih dahulu.
Berdasarkan hadits Rasulullah, “Barangsiapa memiliki tetangga yang temboknya menempel dengan rumahnya atau yang satu rumah dengannya (memilikinya secara bersama), janganlah menjual rumah itu sebelum menawarkan kepadanya terlebih dahulu.” (HR Al-Hakim)
- Berbagi dan menghargai pemberian tetangga
Rasulullah juga mengajarkan untuk berbagi dengan tetangga, jika memiliki rezeki yang lebih. Sabda Nabi SAW kepada Abu Dzarr, “Wahai Abu Dzarr, apabila engkau memasak maraqah (sayur) maka perbanyaklah kuahnya dan bagikanlah kepada tetangga-tetanggamu.” (HR Muslim & Ad-Darimi)
- Memperlakukan tetangga dengan sebaik-baiknhya
Apabila hendak menjual atau menyewakan bangunan yang menempel dengan rumah tetangga, hendaknya untuk menawarkan dan berkonsultasi kepada tetangga terlebih dahulu.
Berdasarkan hadits Rasulullah, “Barangsiapa memiliki tetangga yang temboknya menempel dengan rumahnya atau yang satu rumah dengannya (memilikinya secara bersama), janganlah menjual rumah itu sebelum menawarkan kepadanya terlebih dahulu.” (HR Al-Hakim)
- Tidak menyakiti tetangga
Menyakiti di sini bisa dengan ucapan atau perbuatan. Rasul dalam sabdanya yang lain juga mengatakan: “Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman”. Lantas beliau ditanya oleh sahabat, “Siapakah ia, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari perbuatan jahatnya.” (HR Bukhari & Muslim)
(alya)**