SOREANG INSPIRA – Dari sekitar 1,6 juta pekerja di Kabupaten Bandung, cakupan (coverage) kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek ialah 31,32 persen atau sekitar 410 ribu pekerja. Pada akhir tahun ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan peningkatan kepesertaan jadi 35 persen.
Kepala Kantor Wilayah Jawa Barat BPJS Ketenagakerjaan Romie Erfianto menyampaikan hal itu di sela peresmian Gedung BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bandung Bojongsoang. Kantor di Buah Batu Square itu menjadi representasi BPJS Ketenagakerjaan di Kabupaten Bandung.
“Target di Kabupaten Bandung itu jumlahnya 468 ribuan, itu untuk 2023. Jadi, dari coverage 31 persen untuk di Kabupaten Bandung, pada tahun ini kami menargetkan bagaimana supaya bisa menjadi 35 persen, sisa waktu lima bulan ini bisa dimanfaatkan,” kata Romie.
Dengan populasi penduduk Kabupaten Bandung yang berjumlah sekitar 3,6 juta jiwa, sebut dia, masyarakat pekerja berjumlah sekitar 1,6 juta. Sebagian besar pekerja di Kabupaten Bandung itu berada di sektor manufaktur atau industri, kemudian sektor jasa.
Meski begitu, dia mengatakan, pekerja sektor informal atau pekerja mandiri seperti pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Bandung pun cukup banyak. Demikian pula dengan pekerja di ekosistem desa, mengingat di Kabupaten Bandung ada 270 desa.
Romie pun mengapresiasi kebijakan Bupati Bandung Dadang Supriatna dalam memberikan jaminan sosial kepada para pekerja di ekosistem desa. Termasuk pekerja rentan non-aparatur sipil negara (ASN), sekitar 77 ribu peserta BPJS Ketenagakerjaan dibiayai oleh APBD.
“Ini luar biasa, bagaimana Pak Bupati Bandung memberikan concern bagi pekerja, terutama kelompok-kelompok petani, pekerja rentan non-ASN, termasuk pekerja-pekerja di ekosistem desa. Jadi, 77 ribu ini bukan angka yang kecil,” katanya.
Hal tersebut, terang dia, menjadi salah satu alasan pendirian kantor pelayanan BPJS Ketenagakerjaan di Kabupaten Bandung. “Ini menunjukkan kami juga concern, bagaimana bisa memberikan akses layanan bagi peserta, khususnya yang ada di Kabupaten Bandung,” ujarnya.
Untuk wilayah Jabar, Romie menyebutkan, cakupan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan ditargetkan bisa mencapai 5,6 juta pekerja pada 2023 ini. Saat ini cakupannya ialah 35 persen atau sekitar 5,5 juta pekerja di Jabar yang sudah terlindungi jaminan sosial.
“Secara coverage itu baru 35 persen, 5,5 juta, ini juga tantangannya adalah soal pekerja di sektor informal, karena kelompok informal ini banyak di Provinsi Jawa Barat. Pelaku UKM, misalnya, target kami ialah bagaimana 1 juta pelaku UKM ini bisa terlindungi,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Cakra Amiyana mengatakan, penerima manfaat BPJS Ketenagakerjaan yang dibiayai APBD di antaranya ialah para guru ngaji, marbot, linmas, perangkat desa, dan ketua RT/RW.
“Pak Bupati ini sudah sedemikian concern, ada 77 ribuan yang menerima manfaat, yang dibiayai APBD Kabupaten Bandung. Saat ini pun (cakupan kepeaertaan BPJS Ketenagakerjaan) Kabupaten Bandung sudah menunjukkan pencapaian yang cukup bagus di tingkat nasional,” katanya. *(e.nirmayadi)